Visual sinematis dengan animasi kelas atas dan koreografi pertarungan brutal.
Cerita padat, narasi cepat, dan musik tema emosional yang kuat.
Karakter dengan akting suara berkesan, aksi brutal dengan bobot narasi yang kuat.
Setelah sukses besar dengan adaptasi serial televisi, Chainsaw Man kembali hadir melalui film layar lebar berjudul Chainsaw Man – The Movie: Reze Arc.
Studio MAPPA memilih untuk mengangkat arc “Bomb Girl” (bab 40–52) ke dalam format film dengan durasi sekitar 102 menit. Keputusan ini sempat menimbulkan tanda tanya di kalangan penggemar, namun hasil akhirnya membuktikan bahwa pilihan tersebut tepat.
Berikut adalah lima hal menarik dari film Chainsaw Man – The Movie: Reze Arc.
MAPPA kembali menegaskan reputasinya sebagai studio dengan kualitas animasi kelas atas. Film ini menampilkan perpaduan visual romantis dengan koreografi pertarungan yang brutal.
Penggunaan animasi 2D yang lebih dominan dibanding CGI pada musim pertama memberikan hasil yang lebih halus dan dinamis.
Transisi antara suasana tenang dan adegan penuh darah dikerjakan dengan baik melalui permainan warna, pencahayaan, serta ritme pengambilan gambar.
Film ini mengadaptasi kisah Reze secara ringkas tanpa banyak tambahan subplot. Narasi berlangsung cepat dan langsung menyoroti hubungan Denji dengan Reze, lengkap dengan dilema antara cinta dan bahaya.
Alur yang linear membuat cerita mudah diikuti, meskipun beberapa latar belakang karakter pendukung terpaksa dipangkas. Meski demikian, klimaks yang emosional tetap tersampaikan dengan baik dan memberikan kesan mendalam.
Aspek musik menjadi salah satu kekuatan utama film ini. Lagu tema pembuka “Iris Out” dari Kenshi Yonezu dan penutup “Jane Doe” kolaborasi Yonezu dengan Hikaru Utada memberikan nuansa emosional yang kuat.
Tata suara mendukung perubahan suasana dengan baik, mulai dari nada lembut pada momen romantis hingga dentuman keras pada adegan aksi.
Penggunaan hening di beberapa adegan juga memperkuat ketegangan.
Denji kembali tampil sebagai tokoh utama dengan konflik emosional yang relevan, sementara Reze menjadi pusat perhatian baru.
Karakternya kompleks: manis pada awal perkenalan, misterius pada pertengahan cerita, dan berakhir tragis.
Chemistry antara Denji dan Reze terasa meyakinkan, didukung penampilan suara Kikunosuke Toya dan Reina Ueda yang berhasil menghadirkan emosi mendalam. Karakter pendukung seperti Aki dan Angel Devil memang hanya muncul sekilas, namun tetap memberi warna pada cerita.
Pertarungan antara Denji dan Bomb Girl, ditambah kehadiran Typhoon Devil, disajikan dengan koreografi yang terstruktur dan penuh energi. Adegan pertarungan brutal tidak sekadar menjadi tontonan penuh darah, melainkan memiliki bobot naratif yang memperlihatkan risiko serta dilema yang dihadapi karakter.
Ditonton di layar lebar, setiap ledakan dan gerakan terasa lebih hidup dan intens.
Chainsaw Man – The Movie: Reze Arc adalah film anime produksi MAPPA yang mengadaptasi arc “Bomb Girl” dari manga Chainsaw Man karya Tatsuki Fujimoto. Film ini melanjutkan cerita langsung setelah berakhirnya musim pertama serial televisi.
Film ini mengangkat arc “Reze” atau “Bomb Girl” yang mencakup bab 40 hingga 52 dari manga. Arc ini memperkenalkan karakter Reze, yang menjadi salah satu figur penting dalam perjalanan Denji.
Durasi film sekitar 100–102 menit, menjadikannya kisah padat tanpa banyak subplot tambahan.
Tokoh utama film ini adalah Denji (Chainsaw Man) dan Reze. Karakter lain seperti Makima, Aki, Power, Beam, serta Angel Devil juga hadir meskipun dengan porsi yang lebih terbatas.
Keunggulan utama terletak pada kualitas animasi MAPPA yang sinematis, alur cerita yang ringkas namun emosional, serta musik latar yang kuat dengan lagu tema dari Kenshi Yonezu dan Hikaru Utada.
Secara teknis bisa, namun akan lebih mudah dipahami jika penonton sudah mengikuti musim pertama serial Chainsaw Man. Beberapa detail dan hubungan antar tokoh akan terasa lebih jelas bagi penonton yang sudah familiar dengan ceritanya.
Film ini mendapat sambutan positif. Visual, musik, dan akting suara mendapat banyak pujian. Beberapa kritik menyoroti alur yang padat dan minimnya pengembangan karakter pendukung, namun secara keseluruhan dianggap sebagai adaptasi yang sukses.
Film ini tayang perdana di Jepang pada 19 September 2025. Jadwal rilis internasional berlangsung bertahap di lebih dari 80 negara, termasuk Amerika Serikat pada 24 Oktober 2025.
Ya, sama seperti serialnya, film ini mengandung adegan kekerasan, gore, dan tema dewasa. Oleh karena itu, film ini diberi klasifikasi usia remaja hingga dewasa (R-rated).
