Meskipun sama-sama bergenre slice-of-life dan dibuat oleh kreator yang sama, Mono memiliki keunikan tersendiri dibandingkan Laid-Back Camp.
Mono berfokus pada cerita tentang fotografi dengan tujuan jangka panjang yang jelas bagi para karakternya, yaitu membantu seorang seniman manga bernama Haruno menemukan inspirasi untuk karyanya.
Afro, sang mangaka, memulai serialisasi manga ini di majalah Manga Time Kirara Carat milik Houbunsha pada Maret 2017.
Hingga saat ini tiga volume buku kompilasi telah diterbitkan dengan volume keempatnya dijadwalkan rilis pada tanggal 25 April mendatang.
Untuk adaptasi anime-nya, Ryota Aikei (“asisten sutradara Jujutsu Kaisen”) akan menjabat sebagai sutradara di studio Soigne.
Takuya Miyahara bertanggung jawab atas desain karakter, sedangkan Yoko Yonaiyama akan menulis naskahnya. Produksi akan ditangani oleh Aniplex.
Mono bercerita tentang sekelompok siswi SMA yang tergabung dalam klub “Cinephoto”, yang menggabungkan sinema dan fotografi.
Mereka menggunakan berbagai peralatan kamera seperti layang-layang, kamera aksi, dan drone untuk menangkap momen-momen di kota dan prefektur mereka.
Tentu saja kabar ini mendapatkan sambutan hangat dari para penggemar dan mereka mengharapkan anime Mono dapat memberikan sentuhan segar pada genre slice-of-life.
Pantau terus untuk informasi lebih lanjut tentang perilisan dan pembaruan terkait anime “Mono” yang menjanjikan ini.