Saegami Hyoya dalam bukunya yang berjudul Chuunibyou Toriatsukai Setsumei Sho, bahwasanya dia membagi chuunibyou menjadi tiga jenis, yaitu DQN, Subkultural, dan Mata Iblis.
DQN (系, dokyun-kei)
Penderita chuunibyou berjenis DQN berperilaku seolah-olah seorang yang anti-sosial dan nakal (bad boy). Padahal sebenarnya dirinya tidak berperilaku demikian.
Remaja yang mengalami chuuni jenis ini akan berpenampilan dan berlagak seperti penjahat atau anak nakal.
Dia akan mengarang cerita bahwa sosoknya adalah seorang ketua gangster atau kelompok kriminal yang sering tawuran atau melakukan kejahatan sejenisnya. Meski sebenarnya, dia hanyalah seorang anak yang baik.
Penderita chuuni DQN melakukan hal seperti itu karena merasaka akan membuatnya terlihat keren oleh orang lain atau dirinya sendirinya.
Subkultural (サ ブ カ ル 系, sabukaru-kei)
Seorang remaja yang terjangkit chunnibyou subkultural akan menyukai sesuatu yang tidak biasa atau anti-mainstream di masyarakat. Mereka juga cenderung tidak menyukai budayanya sendiri.
Hal itu terjadi disebabkan bagi mereka menyukai sesuatu berbeda dengan yang biasa masyarakat suka adalah sesuatu yang keren atau unik. Hal tersebut menciptakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Misalnya, penderita chuuni subkultural lebih memilih untuk gemar membaca novel berbahasa Hungaria, walau sebenarnya mereka sendiri tidak paham apa yang sedang dibacanya.
Mata Iblis (邪 気 眼 系, jakigan-kei)
Jenis chuunibyou ini bisa dikatakan jenis yang paling banyak atau umum dijangkit oleh para penderita sindrom kelas 2 SMP ini.
Chuunibyou mata iblis atau jakigan-kei merupakan jenis chuuni yang penderitanya menganggap seolah-olah memiliki kekuatan super atau supernatural yang sangat dahsyat, dan tak terkalahkan oleh siapapun.
Penderita chuuni jakigan-kei biasanya membalut atau menutupi bagian tubuh yang mereka rasakan sumber dari kekuatan supernaturalnya, seperti menutup mata kiri dengan penutup mata atau membalutkan perban di telapak tangan kanannya, dan sebagainya.
Hal tersebut dilakukan oleh mereka sebagai upaya menekan kekuatan super yang dimilikinya agar tidak terpancar ke mana-mana. Meski itu semuanya hanyalah bagian dari khayalan dan delusinya semata.
Selain itu, penderita chuuni jenis ini juga sering berbicara dengan istilah-istilah asing nan aneh dan membingungkan lawan bicaranya.
Biasanya mereka mengutip istilah tersebut dari anime, novel ringan, dan manga bergenre fantasi.
Itulah, penjelasan dari istilah chuunibyou, kira-kira kalian pernah merasakan sindrom chuuni ini tidak nih, selama menyukai hal jejepangan. Jangan-jangan secara tidak sadar kita semua pernah terjangkit sindrom kelas 2 SMP ini.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat buat kalian ya.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan anime, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!