cuplikan Tokyo Magnitude 8.0 (dok. Bones/Tokyo Magnitude 8.0)
Melalui sebelas episodenya, Tokyo Magnitude 8.0 memperlihatkan banyak hal yang bisa dijadikan bahan refleksi untuk masyarakat Indonesia, terutama ketika gempa seperti di Bekasi terjadi.
Jangan Panik, Cari Informasi Akurat
Salah satu adegan yang menonjol adalah bagaimana karakter-karakter di anime ini selalu mencari update lewat radio. Di dunia nyata, akses informasi yang benar bisa menyelamatkan banyak nyawa. Saat bencana, menghindari hoaks sama pentingnya dengan mencari tempat aman.
Pentingnya Persiapan Dasar
Dari stok makanan, air minum, hingga hal sederhana seperti tisu atau toilet darurat, anime ini menekankan bahwa hal kecil bisa menjadi krusial. Untuk masyarakat Indonesia yang berada di wilayah rawan gempa, menyiapkan tas siaga bencana adalah langkah sederhana yang sering diabaikan.
Solidaritas Sosial
Mirai, Yuuki, dan Mari bertahan hidup bukan hanya karena keberuntungan, tapi juga karena saling menopang. Pesan ini relevan untuk kita, terutama ketika melihat fenomena masyarakat Indonesia yang sering gotong-royong dalam kondisi darurat.
Ketahanan Mental Sama Pentingnya dengan Fisik
Banyak penonton yang menilai anime ini emosional karena memperlihatkan trauma, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, justru dari situlah pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah bencana. Gempa tidak hanya merobohkan bangunan, tapi juga bisa mengguncang psikologis korban.
Ring of Fire Indonesia (Dok. RRI)
Indonesia, yang berada di Cincin Api Pasifik, tentu tidak asing dengan gempa bumi. Dari Aceh 2004, Yogyakarta 2006, Palu 2018, hingga gempa-gempa kecil yang masih sering dirasakan di kota-kota besar, semua menjadi pengingat bahwa bencana bukan sekadar tontonan di layar kaca.
Gempa Bekasi mungkin tidak menimbulkan kerusakan besar, tetapi kepanikan yang terlihat di media sosial menunjukkan bahwa kesadaran mitigasi masih rendah. Banyak orang yang bingung harus bagaimana, ke mana harus lari, dan apa yang perlu dilakukan setelahnya.
Di titik inilah Tokyo Magnitude 8.0 bisa menjadi media reflektif: sebuah karya pop culture yang menyelipkan edukasi nyata dengan cara emosional dan menyentuh.