Blue Lock chapter 272 Perseteruan Tiga Egoist Bagai Suit

Blue Lock chapter 272 melanjutkan pertandingan Bastard Munchen vs PXG. Permainan mengarah ke perseteruan tiga egoist yang saling mengalahkan.
SPOILER ALERT
Lidah Rin

Permainan mengarah pada perseteruan tiga ace Blue Lock: Rin Itoshi, Michael Kaiser, dan Yoichi Isagi. Saat ketegangan memuncak di lapangan, masing-masing dari mereka terjebak dalam pertempuran sengit, memperebutkan gol terakhir yang menentukan.
Kebiasaan menjulurkan lidah juga dilakukan atlet olah raga lainnya, menunjukkan bahwa Rin membuat dirinya lebih rileks di tengah kondisi tubuhnya yang tegang karena penuh konsentrasi.
Loki, yang mengamati dari pinggir lapangan, mencatat gerakan-gerakan halus yang dilakukan atlet elit saat berada di bawah tekanan, seperti kebiasaan Rin menjulurkan lidahnya.
Monolog batin Rin memberikan wawasan tentang kondisi psikologisnya. Dia menyadari bahwa performa puncaknya didorong oleh keinginan untuk menghancurkan seseorang yang benar-benar tangguh.
Support yang Terpinggirkan

Dorongan ini, yang muncul dari pertempurannya dengan kakaknya, Sae, saat pertandingan U-20, kembali muncul saat dia menghadapi Isagi dan Kaiser. Bagi Rin, kondisi ini sempurna—lawan yang layak dalam diri Isagi dan saingan yang menyebalkan dalam diri Kaiser.
Yang tersisa hanyalah mengumpulkan keberanian untuk habis-habisan. Di sisi lain, Kaiser menolak untuk dikalahkan. Dia melihat Rin sebagai lawan yang berbahaya namun tetap fokus pada tujuannya.
Saat ketegangan semakin memuncak, pemain lain seperti Ness, Shidou, dan Charles mencoba ikut dalam pergelutan. tetapi fokus tunggal Kaiser pada Rin dan Isagi membuatnya berbeda.
Jan Ken Pon

Isagi, yang selalu menjadi seorang strategis, menganalisis situasi di lapangan. Dia menyadari bahwa dinamika antara dirinya, Rin, dan Kaiser mirip dengan permainan suit batu-gunting-kertas, di mana masing-masing pemain siap untuk mengalahkan yang lain.
Keseimbangan ini sangat rapuh sehingga satu kesalahan saja bisa mengubah hasil pertandingan. Isagi mengidentifikasi kebutuhan akan “pion” keempat.
Orang keempat ini dapat mengganggu keseimbangan saat ini dan menciptakan peluang untuk mencetak gol yang menentukan. Rin ingin menghancurkan Kaiser dan Isagi, Kaiser bertekad untuk meraih kemenangan, dan Isagi berusaha untuk mengalahkan mereka berdua.
Bab ini berakhir dengan rasa kekacauan yang tak terhindarkan, saat perebutan posisi puncak semakin memanas. Dengan hanya satu takhta yang bisa direbut, panggung telah disiapkan untuk perjuangan sengit yang akan menentukan siapa di antara mereka yang akan naik ke puncak.