Teori: Kenapa Burung Zenitsu Paling Berbeda di Demon Slayer?

Setelah selamat dari seleksi akhir, anak baru di Korps Pembunuh Iblis harus menggunakan seragam, pedang, dan diberikan seekor burung yang akan berfungsi sebagai pembawa pesan, memberi tahu mereka tentang misi berikutnya.
Sayangnya dari sederet burung, burung Zenitsu adalah yang paling berbeda. Burung Zenitsu bukan gagak melainkan burung pipit. Lantas kenapa begitu? Ternyata jawabannya terletak pada cerita rakyat Jepang kuno. Penggunaan gagak pembawa pesan terkenal dalam mitologi Jepang. Menurut legenda tertentu, gagak berkaki tiga dikirim dari surga ke pahlawan Jimmu dari dewi Amaterasu.
Tiga kaki mewakili karakteristik para dewa: kebijaksanaan, kebaikan dan keberanian. Gagak ini, Yatagarasu, terbang ke Jimmu dan menginstruksikannya ke mana harus pergi berperang, di mana ia muncul sebagai pemenang.
Dalam Demon Slayer, penggunaan burung gagak pembawa pesan yang memberi tahu anggota Korps Iblis di mana harus bertempur memberikan penghormatan kepada Yatagarasu. Burung gagak secara umum juga dimaksudkan sebagai simbol perlindungan.
Burung pipit, sebagai lawan dari burung gagak, memiliki warisan yang kurang menguntungkan, tetapi itulah mengapa Zenitsu dan burungnya sangat cocok. Zenitsu diperkenalkan sebagai karakter yang perlu diselamatkan dari hutang, jadi dia belum tentu bijaksana. Namun, dia adalah orang yang baik, menunjukkan ini dengan melindungi Nezuko dari Inosuke Hashibara saat keduanya pertama kali bertemu.
Meskipun demikian, dia sering bersembunyi di balik orang-orang yang lebih lemah darinya dan terus mengoceh tentang bahaya yang mereka hadapi. Dia tentu saja tidak berani. Namun, cerita rakyat Jepang berjudul “Kisah Burung Pipit Lidah Terpotong” mengungkapkan mengapa burung pipit malah dipilih sebagai pendamping yang cocok untuk Zenitsu saat ia dewasa.

Dalam cerita, ada seorang penebang kayu tua dan istrinya yang rakus. Suatu hari, penebang kayu menemukan seekor burung pipit yang terluka dan memberinya nasi, yang membuat istrinya sangat khawatir (dan sangat cocok mengingat bagaimana Zenitsu memberi makan burungnya).
Pada suatu hari sang suami pergi, burung pipit memakan pati ketika sang istri tidak memberinya makan, jadi dia memotong lidahnya dan membuangnya ke luar rumah.
Ketika sang suami kembali, dia segera berangkat untuk menemukan burung pipit dan menemukan seluruh sarang mereka, yang menyatukannya kembali dengan yang dia selamatkan.
Burung pipit menawarkan kepada penebang kayu dua peti, satu besar dan satu kecil. Menjadi rendah hati dan menyadari keterbatasan fisiknya, penebang kayu membawa pulang peti kecil itu, hanya untuk menemukan bahwa peti itu penuh dengan harta karun.
strinya segera bergegas keluar untuk mencari burung pipit dan mengambil peti besar itu. Tidak sabar untuk pulang, dia membuka peti sambil berjalan dan menemukan itu penuh dengan ular dan kengerian lainnya, yang menyebabkan dia terkejut dan jatuh dari tebing.

Sementara kisah itu memiliki beberapa moral, yang paling relevan dengan Zenitsu adalah peti harta karun. Zenitsu kurang percaya pada kemampuannya, secara metaforis memilih peti kecil untuk dirinya sendiri.
Namun, meskipun dia hanya menguasai satu bentuk Pernapasan Guntur, tekniknya cukup kuat untuk mengalahkan iblis peringkat atas. Dia juga, seperti yang dinyatakan sebelumnya, baik hati, sifat yang termanifestasi saat dia tumbuh dalam kepercayaan diri dan terlihat terutama dalam cara dia membela temannya dan menghajar iblis.
Ternyata seperti itu ya mengapa burung Zenitsu berbeda dari yang lainnya. Gimana menurut kamu?
Sumber: CBR