Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Cerita Blue Lock Kritisi Mentalitas Striker Sepak Bola Jepang

Cerita Blue Lock mengambil setting setelah Piala Dunia 2018, dimana Jepang kalah di tangan Belgia pada babak 16 besar. Momen kekalahan inilah yang membuat program SSB Blue Lock didirikan dengan target super radikal.

Bagaimana tidak, SSB khusus striker ini menjalankan resimen latihan yang sangat militan dan terfokus pada hasil. Mereka yang gagal di program Blue Lock bahkan tidak diizinkan untuk bergabung dalam timnas Jepang seumur hidup mereka.

Apa sih yang mendasari Jinpachi Ego, sang perancang program Blue Lock, dalam pencariannya pada striker Jepang egois yang haus gol?

Alasan kenapa cerita Blue Lock mengkritisi mental pemain Jepang

Jinpachi Ego menciptakan Blue Lock untuk mencari striker egois. (Aniradioplus)

Menurut Jinpachi, pemain bola Jepang memiliki apa yang disebut dengan mentalitas pecundang. Baginya, timnas Jepang membutuhkan seorang striker yang keras dan egois untuk mencetak gol sebanyak mungkin.

Kalah dari Belgia di babak 16 besar Piala Dunia 2018 jadi katalis dibentuknya SSB Blue Lock. Meskipun kalah, sebenarnya timnas Jepang tampil baik menghadapi lawan sebesar Belgia. Mereka memimpin 2-0 di menit ke-52 dan hanya perlu bertahan lebih lama. Sayangnya mereka kewalahan dan kebobolan 2-3 tanpa bisa membalas lebih lanjut.

Mungkin yang ingin Jinpachi incar lewat Blue Lock adalah striker yang tidak hanya agresif namun juga mampu menutupi kelemahan Jepang dari sisi serangan. Statistik ternyata mampu membuktikan hal tersebut, dimana ternyata Jepang tidak memiliki banyak striker kelas dunia.

Dengan 94 gol dari 228 penampilan, output gol Kyogo Furuhashi masih kurang subur dibanding striker lain seusianya. (Daily Record)

Takumi Minamino dari Monaco punya statistik 96 gol dari 357 penampilan, dan 17 gol dari 43 penampilan di timnas. Kyogo Furuhashi dari Celtic bisa dibilang lebih ganas lagi, dengan 94 gol dari 228 penampilan, serta 3 gol dari 16 pertandingan di timnas. Selain dua itu? Kebanyakan kurang gacor.

Bandingkan dengan Erling Haaland yang di usia 22 tahun mencetak 175 gol dari 214 penampilan, atau Kylian Mbappe dengan 214 gol dalam 303 pertandingan, dan usianya masih 23 tahun! Bahkan Gabriel Jesus yang usianya dekat dengan dua striker Jepang di atas sudah mengoleksi 128 gol dalam 331 pertandingan.

Maka dari itu, Jinpachi berharap agar SSB Blue Lock bisa menghasilkan striker yang fokus mencetak gol, gol, dan gol. Ia ingin menciptakan mentalitas striker yang ideal dan egoistikal sehingga mampu mengangkat derajat Jepang di kompetisi internasional. Dan nampaknya, pencarian Jinpachi akan striker tersebut mulai berbuah hasil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us