Takt, Destiny, dan Anna Schneider tiba di New York. Menemui kakak Anna dan Cosette (kini Destiny), Charlotte Schneider, yang merupakan peneliti di Symphonica, Ia menyebutkan bahwa kerusakan tubuh Takt belum bisa disembuhkan saat ini. Ia menyarankan agar Takt dan Destiny tidak bertarung lagi, atau menidur bekukan Takt sampai solusi ditemukan.
Bahaya masih mengintai di kota New York yang relatif aman dari ancaman D2. Takt dan Destiny menemukan bahwa insiden D2 yang belakangan merebak adalah merupakan ulah Grand Master dari Symphonica, Sagan. Bersama Musicart Heaven dan Hell, ia berencana untuk memusatkan D2 di New York demi membinasakan mereka.
Takt dan Destiny mendapatkan bantuan dari Lenny dan Titan, namun saat bertarung dengan Heaven dan Hell di Central Park, Lenny tewas melindungi Takt. Takt bersama Destiny dan Titan pergi ke Symphonica dimana rencana Sagan dimulai, serta untuk menyelamatkan Anna dan Charlotte.
Setelah Titan membawa Anna dan Charlotte ke tempat aman, Takt dan Destiny menghadapi lawan terbesar mereka, yaitu Heaven dan Hell yang menggunakan garpu tala untuk bersatu menjadi Orpheus. Orpheus adalah lawan yang kuat, namun Destiny berhasil mengecohnya dan menang.
Takt pun berhasil membunuh Sagan untuk menghentikan rencananya. Ia dan Destiny berbaring di pantai dan berbagi ciuman terakhir. Destiny pun menghilang karena beban yang ia tahan selama bertarung, meninggalkan sebuah kalung di tangan Takt.
Beberapa waktu setelahnya, Takt akhirnya dibekukan sampai pengobatan untuk kondisinya ditemukan. Sementara itu, Anna yang memotong rambutnya memutuskan untuk bergabung dengan Symphonica. Dengan kalung Destiny, ternyata Anna kini punya kemampuan untuk berubah menjadi Musicart, dan perubahannya adalah menjadi Destiny.