Hideaki Anno Ceritakan Suka-duka Menggarap Film Evangelion 3.0+1.0

Film Evangelion 3.0+1.0 garapan sutradara Hideaki Anno saat ini meraup kesuksesan di bioskop Jepang. Pendapatannya cukup mendominasi, meskipun bukan selevel Kimetsu no Yaiba yang jadi film Jepang paling laris sepanjang masa.
Di balik film Evangelion 3.0+1.0 yang jadi penutup tetralogi Rebirth of Evangelion ini, ada perjalanan sulit yang harus dihadapi Anno dan para staf di studio Khara. Dimulai di tahun 2016, produksi film anime ini baru selesai di akhir tahun 2020.
Perjalanan Evangelion 3.0+1.0 dijadikan sebuah film dokumenter yang tayang di TV NHK. Sebenarnya apa kesulitan yang harus dihadapi Anno?
Perjalanan sulit Hideaki Anno menggarap Evangelion 3.0+1.0

Dalam film dokumenter tersebut, terlihat bahwa Anno sangat kesulitan menggarap naskah film pamungkas Evangelion itu. Di awal produksi, Anno jarang datang ke studio, dan progress yang sudah ia buat dibuang karena merasa kurang puas. Bagian akhir naskahnya bahkan selesai di awal tahun 2019, sangat mepet dengan deadline.
Fokus lain dari dokumenter ini adalah tentang kesehatan mental Anno selama mengerjakan Evangelion seumur hidupnya. Anno mencurahkan segala usahanya untuk anime TV Evangelion di tahun 1995, namun ia mengalami depresi setelah menemukan beberapa forum internet yang berencana untuk membunuhnya.
“Saat aku melihatnya (forum internet) aku berpikir, ‘Apa gunanya?’ Saat itu aku merasa tak ingin membuat anime lagi,” ujar Anno.
Mantan Presiden Studio Evangelion, Gainax, Dipenjara karena Kasus Pelecehan
Anno sempat terpikir untuk bunuh diri dengan ditabrak kereta atau melompat dari atap studio, tapi dia mengurungkan diri karena ia ingin mati tanpa rasa sakit. Ia akhirnya rehat dari dunia anime untuk fokus ke film live action, dan akhirnya kembali membuat film Rebuild of Evangelion dari tahun 2007 sampai 2012.
Setelah 6 tahun berkecimpung di dunia anime lagi, Anno kemudian burn out dan jatuh sakit. Selama itu pula ia dirawat oleh istrinya, mangaka Moyoco Anno, sampai sembuh dan kembali ke studio untuk menggarap Evangelion 3.0+1.0.
“Seiring waktu, aku berhenti berpikir ‘Aku sudah selesai.’ Ada saat dimana aku berpikir tak bisa menyelesaikannya, tapi kemudian aku berhenti membayangkan itu,” lanjut Anno.
“Aku punya tugas untuk menyelesaikan apa yang aku mulai. Untuk diriku sendiri, untuk para staff, dan tentunya untuk para penonton,” tutupnya.
Sumber: Anime News Network