Hunter: Origin - Tawata Kanae Bisa Dibaca di Solo Leveling ARISE

- Tawata Kanae, karakter sampingan di Solo Leveling, kini hadir dalam manga baru Hunter Origin: Tawata Kanae.
- Kanae mengidolakan Goto Ryuji sebagai panutan dan bergabung dengan Blade Guild untuk berada di sisi idolanya.
- Kanae siap mempertaruhkan segalanya demi mengikuti Goto Ryuji karena dia adalah alasannya untuk terus maju.
Samurai berambut hitam panjang ini bisa kita kenal lebih dekat di manga Hunter Origin: Tawata Kanae. Mengingat perannya di Solo Leveling hanya menjadi karakter sampingan saja.
Yuk kenal lebih dekat mengenai Tawata Kanae dengan membaca Hunter Origin nya!
Amamiya Mirei

Di tengah sesi latihan yang melelahkan, Kanae mengayunkan pedangnya dengan presisi yang nyaris sempurna. Di seberangnya, Amamiya Mirei menghela napas sebelum menyerang lagi. Mereka sudah bertarung cukup lama, dan saat akhirnya memutuskan untuk istirahat, Mirei menatap Kanae dengan penasaran.
"Siapa gurumu?" tanya Mirei, menyeka keringat dari dahinya. Tawata Kanae mengaku ia tidak pernah dilatih menjadi Hunter. Namun jika ada sosok yang ia hormati, ada satu nama yang tersirat.
Goto Ryuji

Satu sosok yang benar-benar dia hormati—Goto Ryuji. Buat Kanae, Goto bukan cuma sekadar hunter kuat. Dia adalah panutan, figur yang tak tersentuh, seseorang yang menurutnya nggak akan pernah punya tandingan. Pertemuan pertama mereka terjadi saat Kanae melewati sebuah Red Gate yang lepas kendali.
Para hunter level rendah gagal menahan dungeon break, sampai akhirnya Goto turun tangan. Sejak saat itu, dia tahu, dia ingin jadi seperti pria itu. Tekad itu mengubah seluruh hidupnya. Latihan tanpa henti, pengorbanan tanpa batas, sampai akhirnya dia bangkit sebagai Hunter S-Rank.
Tapi itu belum cukup. Bergabung dengan Blade Guild bukan soal kesempatan, itu adalah pilihan. Pilihan untuk berdiri di sisi Goto, masuk ke dunia yang selama ini hanya bisa dia kagumi dari kejauhan
Akhir dari Panutan
Perjalanan Kanae bukan hanya soal ambisi. Dia tumbuh lebih cepat dari siapa pun, bukan karena obsesi buta, tapi karena naluri kompetitif yang mengalir di dalam dirinya.
Setiap pertempuran yang dia menangkan, setiap luka yang dia dapatkan, semuanya adalah bukti perjuangannya. Luka-luka itu bukan aib, melainkan tanda pencapaian—bukti bahwa dia pantas berdiri sejajar dengan idolanya.
Tapi segalanya mulai berubah. Saat Jeju Island Raid semakin dekat, Kanae menyadari ada sesuatu yang berbeda dalam diri Goto. Tatapannya kosong, pikirannya melayang ke tempat yang tak bisa dia jangkau. Seakan ambisi yang dulu membakar semangatnya telah berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap.
Meskipun begitu, Kanae tetap memegang keyakinannya. Dia menutup mata terhadap perubahan itu, memilih percaya bahwa idolanya akan selalu berjalan di jalur yang benar. Dengan kepercayaan yang terukir sekuat luka-luka di tubuhnya, dia siap mempertaruhkan segalanya demi mengikuti Goto Ryuji.
Karena bagi Kanae, Goto bukan sekadar pahlawan. Dia adalah alasannya untuk terus maju.