Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Mangaka Cheat Slayer Minta Maaf Atas Kontroversi Karyanya

Setelah mengundang kontroversi lewat manga The Killer of the Reincarnated: Cheat Slayer, salah satu mangaka-nya yang berperan sebagai penulis, Homura Kawamoto, memberikan permintaan maafnya.

Cheat Slayer sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan otaku Jepang karena menampilkan parodi karakter serial isekai populer sebagai tokoh antagonis. Karakter yang diparodikan berasal dari judul seperti Sword Art Online, Re:Zero, Tensura, Overlord, dan masih banyak lagi; dimana mereka melakukan hal-hal sadis dan asusila.

Setelah banyak pembaca yang mengamati hal tersebut, pihak editorial majalah manga Dragon Age dengan cepat menghentikan serialisasi manga Cheating Slayer. Alasannya mereka ingin menghindari kejadian-kejadian yang tak diinginkan akibat parodi tersebut.

Permintaan maaf mangaka Cheat Slayer

Anime News network

Homura Kawamoto yang sebelumnya terkenal lewat manga Kakegurui yang dijadikan anime dan film live action ini memberikan permintaan maafnya lewat Twitter. Ia memohon maaf atas semua kegaduhan yang ia buat.

“Saya menciptakan karya yang kurang dipertimbangkan, dan saya merasa sangat malu karena sudah membuat insiden seperti ini,” tulis Kawamoto.

“Ke depannya, perasaan atas perbuatan saya ini akan mendorong saya untuk menciptakan karya yang lebih baik,” tutupnya.

Permintaan maaf dan kontroversi Cheat Slayer ini turut mengundang komentar dari beberapa kreator yang dilibatkan, salah satunya adalah penulis novel Tensura, Fuse.

“Saya sudah menerima permintaan maaf dari editorial Dragon Age. Bagi seorang author, citra karakter mereka sangat penting, jadi kalau ingin membuat parodi tolong jangan berlebihan,” ungkap Fuse.

Sementara itu penulis novel Mushoku Tensei, Rifujin na Magonote, ikut memberikan pendapatnya meskipun dirinya tidak ada hubungannya dengan Cheat Slayer. Menurutnya menjadikan karakter isekai sebagai antagonis, atau membuat parodi karakter isekai bukan sesuatu yang harus jadi masalah besar.

“(Namun) membuat karakter yang terlihat mirip dengan karakter dari serial lain dan menjadikan mereka karakter antagonis yang melakukan hal kejam, itu sudah kelewat batas,” tambah Rifujin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us