Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Pelaku Pembakaran Kyoto Animation Dituntut Hukuman Mati Oleh Jaksa

Setelah cukup lama berlalu sejak kasus kebakaran di kantor Kyoto Animation, sang pembakar akhirnya dituntut dengan hukuman mati oleh jaksa!

Meskipun dituntut hukuman mati, pihak pengacara pelaku meminta hukuman yang jauh lebih ringan untuk klien mereka.

Hal tersebut dilakukan karena menurut pihak pengacara, sang pelaku memiliki gangguan jiwa sehingga bersikap delusional.

Bagaimana hasil akhir dari persidangan tersebut? Apakah sang pelaku benar-benar akan dieksekusi? Yuk kita simak bersama!

Pembakar Studio Animasi Kyoto Animation Dituntut Menerima Hukuman Mati!

Pada bulan Juli tahun 2019 lalu, dunia anime berduka karena dibakarnya studio animasi Kyoto Animation.

Pembakaran tersebut menewaskan setidaknya 36 karyawan dan menyebabkan 32 karyawan lainnya luka-luka.

Dari kejadian tersebut, polisi berhasil menahan Shinji Aoba yang mengaku telah menyebabkan pembakaran di studio tersebut.

Menurut Aoba, dirinya melakukan pembakaran tersebut karena mengira studio anime tersebut telah melakukan plagiat terhadap karyanya.

 

Mencoba menggunakan alasan tidak cakap mental

Terlepas dari betapa kejamnya hal yang dilakukan oleh Aoba pada hari itu, pengacara Aoba saat sidang meminta hukuman yang lebih ringan.

Dalam statement penutup, pihak pengacara mengatakan bahwa Aoba adalah kekejaman sistem peradilan di Jepang.

“Aoba tidak seharusnya diberikan hukuman mati,” ujar salah satu pengacaranya dikutip dari situs berita Mainichi.

Meski begitu, permintaan yang diajukan oleh pengacara Aoba disanggah mentah-mentah oleh tim jaksa penuntut.

Tidak ada hubungan dengan kondisi mentalnya?

Dok. TBS News Dig

Meskipun pihak jaksa penuntut mengakui bahwa Aoba mengalami delusi dan telah salah memahami keadaan, tapi mereka bersikeras hal tersebut tidak ada hubungan dengan perbuatannya.

“Para korban sama sekali tidak bersalah, dan ketakutan karena paparan terhadap kondisi tersebut (pembakaran studio) sama sekali tidak tergambarkan,” ujar pihak Jaksa.

Mereka juga mengatakan kalau aksi yang dilakukan oleh Aoba adalah sebuah aksi yang kejam dan egois.

Bahkan, suami dari Shoko Terawaki yang menjadi salah satu korban meninggal berharap kalau Aoba mendapatkan hukuman yang lebih berat.

Keputusan persidangan hingga saat ini belum turun, dan akan diumumkan pada tanggal 25 Januari 2024 mendatang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us