Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Ini Perbedaan Besar Anime dan Manga Musim Kedua Demon Slayer

Dengan berakhirnya Musim kedua Demon Slayer telah menyelesaikan adaptasinya dari arc Entertainment District dari manga. Seri 11 episode yang mencakup dua episode diperpanjang berhasil mencakup 30 bab manga sambil menerapkan berbagai hal dari sumber materi aslinya.

Seperti anime lainnya, musim kedua Demon Slayer mengambil beberapa kebebasan kreatif. Tapi itu bukan berarti anime ini mengadaptasi 100 persen apa yang ada di manga. Ternyata ada sejumlah perbedaan besar anime dan manga musim dua Demon Slayer.

Pertama adalah senjata milik Tengen Uzui. Senjata pilihan Tengen Uzui adalah satu set golok Nichirin ganda yang dihubungkan oleh rantai yang ia gunakan mirip dengan nunchucks. Dalam manga, kotak dialog yang digunakan untuk narasi mengungkapkan bahwa pedang Tengen mengandung kekuatan ledakan yang, sampai Gyutaro dan Daki, tidak ada yang selamat dari serangan.

Anime tidak memiliki narator, jadi terkait hal ini sepertinya memang tidak dikomunikasikan ke anime. Namun, kekuatan ledakan ini membantu menjelaskan mengapa pertarungan terakhir Tengen dan Gyutaro penuh dengan ledakan besar yang konstan saat Tengen mengeluarkan potensi penuh pedangnya.

Kedua, bentrokan terakhir anime antara Tengen dan Gyutaro adalah pertarungan paling spektakuler hingga saat ini untuk Demon Slayer. Di manga, pertempuran ini sendiri bisa dibilang biasa saja, tidak spektakuler. Tapi di anime, pertempuran akhir digarap sangat dahsyat.

Dalam manga, setelah Tengen menguasai Teknik Skor Musiknya, hanya ada pertengkaran singkat yang relatif kecil antara Tengen dan Gyutaro sebelum Tanjiro melompat untuk memenggal iblis itu.

Sumber Gambar: The Gamer

Anime, di sisi lain, mengubah perkelahian itu menjadi perkelahian ala DBZ yang penuh dengan ledakan, pertempuran berkecepatan tinggi, dan kehancuran. Kekalahan pertama dari Peringkat Atas dalam 100 tahun pantas untuk menjadi lebih dramatis daripada di manga, dan anime melakukannya dengan sempurna.

Di manga, ketika mayat Gyutaro mengeluarkan semburan Blood Sickle, itu sama sekali tidak sebanding dengan skala ledakan di anime, di mana ia meratakan hampir seluruh kota, apalagi mereka semua akan mati jika Nezuko tidak membantu.

Meski tergolong sedikit, tapi perbedaan ini benar-benar membuat musim kedua berjalan serta berakhir dengan super dahsyat!

Sumber: CBR

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adam
EditorAdam
Follow Us