Review Gundam Hathaway: Akhir Perang Besar yang Tak Selalu Bahagia

Diantara berbagai seri Gundam, timeline Universal Century adalah yang paling diminati banyak penonton. Dalam review Gundam Hathaway kali ini, kita akan melihat bagaimana salah satu momen puncak dalam dunia Universal Century ini tidak selalu berakhir dengan damai.
Film Gundam Hathaway diadaptasi dari novel Hathaway’s Flash karangan pencipta Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan ilustrator Haruhiko Mikimoto. Novel ini menceritakan kejadian setelah film Gundam: Char’s Counterattack yang menjadi penutup kisah tokoh utamanya Amuro Ray dan Char Aznable.
Untuk adaptasi filmnya, cerita Gundam Hathaway dibagi ke dalam 3 film berbeda. Film pertamanya baru saja rilis secara streaming dan mendapatkan tanggapan positif. Sebelum nonton, kamu bisa cek ulasannya di bawah ini.
Gundam Hathaway, saat seorang anak pahlawan memberontak
Film dibuka dengan aksi pembajakan pesawat berisi politikus Federasi dan kalangan elit, oleh kelompok teroris bernama Mafty. Seorang penumpangnya, Gigi Andalucia, menebak kalau para pembajak bukan anggota Mafty, dan mereka berhasil dibekuk Hathaway Noa dan Kenneth Sleg, dua penumpang dengan pengalaman militer.
Hathaway, anak dari komandan Bright Noa yang kesohor, berniat pergi ke Halmahera, Indonesia. Namun karena kejadian itu ia harus singgah di Davao, Filipina, daerah yurisdiksi kapten Kenneth untuk memberikan keterangan.
Ditempatkan bersama Gigi dalam satu hotel, Hathaway merasa waspada karena Gigi berhasil menebak identitasnya sebagai pemimpin kelompok Mafty yang sebenarnya, Mafty Navue Erin! Kematian Quess Paraya, sekaligus pengaruh idealisme Amuro dan Char, membuat Hathaway tenggelam dalam dunia gelap dan berambisi untuk mengusir umat manusia dari bumi ke luar angkasa.
Tarung mecha-nya sedikit, tapi tetap greget
Film pertama Gundam Hathaway mencoba untuk mengangkat sisi yang lebih humanis dalam sebuah konflik bersenjata. Paruh awal film ini fokus ke drama manusia yang dituturkan dari sudut pandang Hathaway, serta konflik terhadap kehidupan gandanya sebagai anak pahlawan dan pemimpin teroris.
Hathaway mendapatkan banyak kesempatan untuk bergumul dengan warga Davao, mulai dari pihak militer hingga rakyat kecil. Ia mendapatkan banyak insight soal pandangan masyarakat terkait aksi Mafty dan juga Federasi. Hal ini membuat hatinya berkecamuk, apakah aksi terorisme yang ia lakukan sudah benar?
Meskipun pertarungan Mobile Suit-nya bisa dihitung jari, setiap momennya sangat menegangkan. Momen disaat Hathaway dan Gigi terjebak di tengah konflik antara Mafty dan Federasi, benar-benar megah. Sense of scale-nya sangat kuat, dan detil-detil seperti efek serangan beam menunjukkan kengerian sebuah peperangan.
Bahkan di momen klimaks saat dua mecha Gundam utama di film ini, Penelope dan Xi Gundam bertemu, bakal membuat semua build-up di adegan sebelumnya terasa worth it. Mecha Gundam di film ini digambarkan sebagai sebuah senjata pamungkas yang meskipun tampil sesaat, bisa menimbulkan kerusakan masif pada lawan mereka.
Gundam Hathaway adalah salah satu film Gundam terbaik saat ini, namun untuk semakin menikmati ceritanya sangat direkomendasikan untuk menonton film Char’s Counterattack. Keduanya sudah bisa disaksikan di Netflix. Kalau buat kamu sendiri, bagaimana review kamu buat film Gundam Hathaway ini?