Intisari dari seri Gundam baru kentara saat G-Witch memasuki episode pamungkas. (Suara Merdeka)
Kesan pertama yang membuat G-Witch terasa beda dengan anime Gundam pada umumnya adalah karena anime ini jarang, atau agak terlambat menampilkan elemen-elemen penting Gundam pada umumnya.
Biasanya, anime mainline Gundam identik dengan konflik politik dimana semua pihak yang berseteru digambarkan memiliki moralitas abu-abu. Selain itu, anime Gundam selalu menampilkan kepedihan perang dan dampak buruknya terhadap orang-orang yang terlibat, khususnya anak-anak.
Sekilah, G-Witch nampak kekurangan elemen-elemen itu, namun sebenarnya elemen itu ada dalam bentuk lain. Politik antar negara diganti dengan politik antar korporasi yang tidak kalah pelik.
Banyak konflik di dalam anime ini terpusat antara perusahaan-perusahaan internal Grup Benerit yang saling bersaing mengumpulkan keuntungan. Lalu meskipun tidak ada perang, para perusahaan ini memanfaatkan anak-anak di Asticassia untuk berduel menggunakan teknologi Mobile Suit terbaru mereka.
Kerennya, elemen-elemen khas Gundam ini dikucurkan layaknya keran air yang dibuka separuh. Saat penonton fokus ke kehidupan sekolah Suletta dan Miorine, keran plot ini dibuka perlahan, dan di episode terakhirnya keran itu dibuka penuh sehingga menciptakan ending yang bombastis.