Review RE Infinite Darkness: Seharusnya Jadi Film Saja!

Sempat ada bahasan yang menyebutkan Zack Snyder’s Justice League lebih baik dibagi jadi beberapa episode, sementara The Falcon and the Winter Soldier jadi contoh tepat buat hal itu. Namun dalam review anime RE: Infinite Darkness ini, justru seharusnya serial ini dijadikan film saja. Apa alasannya?
Netflix mendapatkan hak distribusi untuk serial anime 4 episode Resident Evil: Infinite Darkness. Diproduksi oleh Capcom dan TMS Entertainment, anime ini meng-expand universe film 3DCG Resident Evil sekaligus menjadi pengisi yang menjembatani game-nya.
Kali ini, apa ancaman zombi yang harus dihadapi Leon S. Kennedy dan Claire Redfield?
Review RE: Infinite Darkness
Zombi di tengah konspirasi politik

Bersetting di antara game Resident Evil 4 dan 5, Gedung Putih mendapatkan berbagai ancaman pelik. Peretasan server lokal mereka jadi hal yang kurang mengkhawatirkan di tengah wabah zombi yang merebak di sana.
Setelah mendapatkan kepercayaan dari Presiden Graham karena menyelamatkan anaknya Ashley dari Los Iluminados, Leon dikirimkan ke Gedung Putih untuk membereskan kedua masalah itu. Bersama agen Jason, Shen May, dan Patrick, mereka menghentikan wabah zombi di sana.
Serangan pada server Gedung Putih berhasil dilacak ke Tiongkok sehingga Leon dan para agen dikirim ke sana menggunakan kapal selam. Seiring berjalannya misi, Leon menyadari ada kejanggalan dalam rangkaian kejadian beruntun ini.
Sementara itu, Claire yang menjadi sukarelawan di Penamstan mengungkap kejadian mengerikan di balik perang sipil di negara itu 6 tahun lalu. Penyelidikannya membawa Claire bertemu kembali dengan Leon, serta masa lalu Jason yang dijuluki “pahlawan Penamstan.”
Suasana segar, tapi cukup rusuh

Mungkin rasanya aneh merasakan serial Resident Evil tanpa kehadiran Umbrella Corp, namun beginilah yang terjadi di Infinite Darkness. Meskipun ada keterlibatan korporasi besar, namun fokus utamanya bukan di situ.
Infinite Darkness terasa seperti sebuah serial thriller misteri dimana zombi hanya alat yang membantu plot berjalan. Anime ini mengeksplor ide-ide soal patriotisme dan nasionalisme, serta situasi geopolitik antara dua negara adidaya.
Tiga episode awal mampu membuat kita penasaran dengan misteri yang mulai terkuak satu per satu. Kenapa ada zombi di Gedung Putih? Apa Tiongkok benar-benar jadi dalang aksi ini? Dan bagaimana masa lalu Jason yang ia sembunyikan?
Namun memasuki episode 4 dan terakhir, masalah utama anime ini mulai terungkap. Beberapa elemen cerita terlihat dikejar agar bisa sampai ke klimaksnya. Saat melihatnya kamu bisa merasakan seperti sedang menonton anime lain, atau ada banyak hal yang diloncat-loncat.
Dengan runtime 23 menit dikali 4 episode, Resident Evil: Infinite Darkness, seperti disebutkan di atas, mungkin bakal lebih efektif jika dijadikan satu film utuh alih-alih anime. Meski demikian, film ini masih bisa dinikmati fans berat RE yang penasaran dengan kisah apa yang terjadi di antara game-game ini. Anime ini sudah bisa kamu tonton di Netflix.