Tokyo Revengers Sensor Beberapa Adegan, Ini Kata Muse Indonesia

Tokyo Revengers jadi salah satu anime yang paling ditunggu fans Indonesia, namun sebagian besar fans-nya kelihatan tak bisa menikmati anime ini sepenuh hati karena masalah sensor.
Tokyo Revengers menceritakan perjuangan Takemichi yang pergi ke masa lalu dan menyusup ke dalam kelompok geng Tokyo Manjikai. Tujuannya adalah agar ia bisa menyelamatkan taksirannya yang kelak akan dibunuh oleh anggota Tokyo Manjikai di masa depan.
Masalah sensor pada anime Tokyo Revengers ini mulai muncul saat kelompok Tokyo Manjikai muncul. Ada beberapa adegan yang menampilkan sensor cahaya, adegan yang di-zoom, hingga ada pemotongan adegan.
Usut punya usut, ternyata sensor tersebut diakibatkan kemunculan simbol manji pada seragam anggota Tokyo Manjikai. Simbol manji ini adalah simbol yang sama dengan simbol swastika yang sakral dalam budaya Hindu.
Sekilas, simbol swastika mirip dengan swastika yang digunakan Nazi Jerman saat Perang Dunia 2. Tapi jika diperhatikan lebih seksama, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya.
Biar begitu, perbedaan yang sangat subtil itu tetap bisa salah diartikan sehingga simbol manji/swastika Hindu bisa dianggap sama seperti simbol swastika Nazi.
Tokyo Revengers dapat sensor di Indonesia dan luar negeri

Dalam live stream yang diadakan Muse Indonesia selaku distributor anime Tokyo Revengers di Indonesia, mereka mengkonfirmasikan bahwa sensor anime Tokyo Revengers diterapkan ke versi luar negeri termasuk Indonesia. Daem selaku staf media sosial Muse Indonesia menyebut sensor berasal dari pihak Jepang dan bukan mereka.
“Muse Indonesia, meskipun bukan di (negara) barat, kita termasuk (pasar) overseas atau luar negeri. Semua streaming services di luar Jepang dapat videonya disensor dari Jepang sendiri,” jelas Daem.
Menurut Daem, langkah ini diambil pihak Jepang karena mereka takut simbol manji bisa menimbulkan kontroversi di luar negeri. “Makanya untuk layanan streaming di luar Jepang seperti Muse, Crunchyroll, Funimation, pokoknya semua yang nayangin Tokyo Revengers di luar negeri dapatnya video kayak gini,” tambahnya.
Baik Daem dan pihak Muse Indonesia paham akan konteks lambang manji tersebut dan bahkan menimbang kalau lambang swastika Nazi tak punya signifikansi di kalangan masyarakat Indonesia. “Kita bisa kasih edukasi kalau lambang itu sebenarnya punya makna yang bagus,” lanjut Daem.
“Kami sedang usahakan ke Jepang, kita lagi kontak mereka kalau kita pengen tayangin yang nggak disensor. Karena lambang itu nggak ada apa-apanya di Indonesia,” tutup Daem. “Antara disetujui atau tidak, itu perihal lain. Ditunggu ya.”
Mari kita doakan semoga anime Tokyo Revengers bisa tayang dalam wujud yang sebenarnya tanpa sensor di Indonesia!