7 Fakta Film Jumbo, Animasi Standar Tinggi dari Indonesia

- Proses produksi dimulai dari masa pandemi, tumbuh bersama pengisi suara anak-anak yang menciptakan keterikatan emosional yang kuat dengan karakter.
- Lebih dari 420 kreator lokal terlibat langsung dalam produksi Jumbo, membuktikan kompetensi SDM Indonesia dalam industri animasi.
- Jumbo menggunakan teknologi kamera virtual real time yang emosional dan jarang digunakan di industri animasi Indonesia, serta ditulis oleh penulis naskah film-film favorit keluarga.
Film animasi Jumbo berhasil menjadi sorotan sejak penayangannya pada Lebaran 2025. Mengangkat kisah penuh imajinasi dan nilai keluarga, film ini tak hanya menghibur, tetapi juga membuktikan bahwa animasi Indonesia mampu bersaing secara global.
Di balik tampilannya yang memesona, Jumbo menyimpan banyak fakta menarik yang mencerminkan kerja keras ratusan kreator lokal. Mulai dari proses produksi, teknologi canggih, hingga capaian rekor penonton, berikut tujuh fakta penting yang membuat Jumbo layak disebut sebagai animasi berstandar tinggi buatan anak bangsa.
1. Lahir dari Pandemi, Tumbuh Bersama Pengisi Suaranya

Proses produksi Jumbo dimulai sejak masa pandemi, menjadikannya buah dari proses panjang selama lima tahun. Saat itu, penulisan skrip, pembuatan storyboard, dan rekaman suara sudah dilakukan meski kondisi dunia tengah tidak menentu.
Uniknya, para pengisi suara utama masih berusia anak-anak saat proses dimulai dan tumbuh seiring dengan perkembangan film ini. Hal ini membuat keterikatan emosional antara karakter dan pengisi suara terasa lebih kuat, seolah mereka benar-benar mengalami perjalanan tokoh yang mereka perankan.
2. Dikerjakan oleh 420 Kreator Lokal, dari Cimahi untuk Dunia

Lebih dari 420 kreator lokal terlibat langsung dalam produksi Jumbo. Seluruh proses kreatif, mulai dari penulisan, animasi, hingga rendering dilakukan di Indonesia, tepatnya di Cimahi.
Fakta ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki SDM yang kompeten dalam industri animasi. Mereka tak hanya mampu menghasilkan visual berkualitas, tetapi juga menjaga nilai lokal yang membumi. Dari kota kecil di Jawa Barat, Jumbo membuktikan bahwa karya animasi Indonesia layak hadir di panggung dunia.
3. Teknologi Kamera Virtual Real Time yang Emosional

Salah satu keunggulan teknis Jumbo adalah penggunaan teknologi kamera virtual real time. Arnand Praktikto sebagai Director of Photography menggunakan perangkat yang memungkinkan gerakan kamera terasa lebih alami dan manusiawi.
Hasilnya, adegan demi adegan tampak lebih sinematik dan emosional, seolah diambil dengan kamera sungguhan. Inovasi ini memberikan nilai tambah besar dalam storytelling, membuat penonton merasa lebih terhubung dengan setiap momen dalam film. Teknologi ini jarang digunakan di industri animasi Indonesia, menjadikan Jumbo sebagai pelopor dalam hal teknis.
4. Ditulis oleh Penulis Naskah Film-Film Favorit Keluarga

Naskah film Jumbo ditulis oleh Widya Arifianti, nama yang sudah tidak asing lagi di kalangan pecinta film keluarga Indonesia. Ia sebelumnya dikenal lewat karya-karya sukses seperti Nussa The Movie, Home Sweet Loan, dan Musikal Keluarga Cemara.
Gaya penulisan Widya dikenal hangat dan menyentuh, menjadikan Jumbo lebih dari sekadar film anak-anak. Ia mampu membalut kisah petualangan fantasi dengan nilai-nilai keluarga dan harapan, menjadikan ceritanya relevan untuk penonton dari berbagai usia.
5. Pecahkan Rekor sebagai Film Animasi Terlaris Sepanjang Masa

Hanya dalam tujuh hari penayangan sejak 31 Maret 2025, Jumbo berhasil menembus angka 1 juta penonton di bioskop. Ini menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir dengan 642 ribu penonton.
Pencapaian ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari masyarakat terhadap animasi lokal. Lebih dari sekadar angka, kesuksesan ini memberi dorongan moral bagi para pelaku industri animasi untuk terus berkarya dan mengangkat potensi anak bangsa.
6. Film Animasi Indonesia Pertama yang Rilis Global

Jumbo mencatat sejarah sebagai film animasi Indonesia pertama yang dipastikan tayang secara global di 17 negara. Beberapa negara tersebut termasuk Rusia, Mongolia, dan Turki.
Anggia Kharisma selaku produser bahkan menyebutkan jumlah ini masih bisa bertambah, karena negosiasi distribusi internasional masih berlangsung. Fakta ini membuktikan bahwa karya lokal punya kualitas dan nilai universal yang bisa diapresiasi audiens global. Ini juga membuka jalan bagi film-film animasi Indonesia lainnya untuk menjangkau pasar luar negeri.
7. Deretan Pengisi Suara Ternama, dari BCL hingga Ariel NOAH

Kekuatan suara karakter dalam Jumbo diperkuat oleh deretan artis papan atas Indonesia. Bunga Citra Lestari dan Ariel NOAH didapuk sebagai suara orang tua Don. Prince Poetiray dan Den Bagus Satrio masing-masing mengisi suara Don versi remaja dan anak-anak.
Ada juga Quinn Salman sebagai Meri, Angga Yunanda, Cinta Laura, Rachel Amanda, Aci Resti, hingga Ratna Riantiarno. Pemilihan pengisi suara bukan hanya sekadar gimmick, tapi juga memperkuat emosi karakter dan menciptakan pengalaman menonton yang lebih hidup dan menyentuh.