10 Fakta Serial Live Action Spider-Man Noir yang Wajib Kamu Tahu

- Nicolas Cage kembali tampil di depan kamera sebagai Spider-Man Noir dengan penampilan khas.
- Serial ini hadir dalam dua versi, hitam-putih dan berwarna, menawarkan pengalaman menonton yang unik.
- Episode perdana akan tayang lebih dulu di MGM+ Amerika Serikat sebelum tersedia secara global lewat Prime Video.
Berbekal teaser hitam-putih yang muncul di presentasi upfront Amazon awal Mei lalu, Spider-Noir versi Live Action ini semakin meningkatkan rasa penasaran penggemar. Sambil menunggu resmi tayangnya, berikut deretan fakta seputar serial Live Action Spider-Man Noir yang wajib kamu ketahui!
1. Nicolas Cage kembali tampil di depan kamera!
Nicolas Cage kembali tampil langsung di depan kamera setelah sebelumnya hanya menjadi pengisi suara Spider-Man Noir di Into the Spider-Verse (2018). Kini ia muncul dengan penampilan khas yaitu menggunakan topi fedora, kacamata putih, topeng jaring, dan trench coat. Ia berperan sebagai detektif paruh baya yang sedang kelelahan karena harus menghadapi masa lalunya sebagai satu-satunya superhero di New York pada tahun 1930-an.
2. Dua Versi, Hitam-Putih dan Berwarna
Serial ini akan hadir dalam dua versi sekaligus. Kamu bisa menikmati nuansa klasik noir dengan kontras bayangan yang tajam lewat versi hitam-putih, sekaligus merasakan detail kostum dan latar yang kaya dalam versi berwarna. Vernon Sanders dari Amazon MGM Studios menyebut langkah ini sebagai “yang pertama di kelasnya,” dan menjanjikan pengalaman menonton yang unik dan berbeda.
3. Tayang Perdana di MGM+

Episode perdana serial ini akan tayang lebih dulu di kanal linear MGM+ di Amerika Serikat. Baru sehari setelahnya, serial ini akan langsung tersedia secara global lewat Prime Video, yang dapat dilihat oleh lebih dari 240 negara termasuk Indonesia. Strategi ini menjadikan Spider-Noir sebagai penghubung yang mulus antara jaringan kabel premium dan layanan streaming internasional.
4. Delapan Episode, Cerita Padat Tanpa Filler
Musim perdana kali ini disebutkan akan terdiri dari delapan episode, dengan masing-masing episode berdurasi sekitar 45 menit. Cage mengungkapkan bahwa proses syutingnya sangat padat ibarat “membuat empat film dalam lima bulan.” Dengan format ini, cerita detektif, aksi, dan drama personal bisa berkembang dengan cukup ruang, tanpa ada bagian yang terasa bertele-tele.
5. Harry Bradbeer: Sutradara Emmy yang Membawa Nuansa Noir
Harry Bradbeer, sutradara pemenang Emmy dari Fleabag dan Killing Eve, mengambil peran ganda sebagai produser eksekutif sekaligus mengarahkan dua episode pembuka. Dengan gaya film noir yang khas, seperti kamera hitam-putih, siluet panjang, dan pemandangan kota berkabut, ia berhasil menetapkan atmosfer visual yang kuat dan memikat.
6. Duet Showrunner: Oren Uziel dan Steve Lightfoot

Oren Uziel (The Lost City, 22 Jump Street) dan Steve Lightfoot (Marvel’s The Punisher, Shantaram) akan duet menjadi otak di balik naskah serial ini. Duo showrunner ini mengembangkan cerita bersama tim pemenang Oscar dari Into the Spider-Verse, yaitu Phil Lord, Christopher Miller, dan Amy Pascal yang juga berperan sebagai produser eksekutif.
7. Pemeran Pendukung yang Penuh Talenta
Serial ini juga didukung oleh jajaran pemeran pendukung yang sarat talenta, yang menghadirkan karakter-karakter kuat dan berwarna. Lamorne Morris memerankan Robbie Robertson, seorang jurnalis ambisius dari Daily Bugle yang berjuang di tengah diskriminasi era 1930-an.
Brendan Gleeson tampil sebagai bos mafia yang berbahaya sekaligus filosof, dengan pandangan luas tentang kota. Li Jun Li berperan sebagai penyanyi klub malam yang populer. Abraham Popoola memainkan sosok veteran Perang Dunia I yang berusaha mencari kesempatan untuk naik kelas.
Jack Huston mengambil peran sebagai bodyguard. Sementara itu, Karen Rodriguez menambah warna dalam ansambel pemeran, didukung oleh Lukas Haas, Cameron Britton, Amanda Schull, dan beberapa bintang tamu lainnya.
8. Proses Syuting Bergaya 1930-an di Los Angeles
Untuk menghadirkan suasana tahun 1930-an yang autentik, proses syuting dilakukan dengan gaya khusus di Los Angeles. Pengambilan gambar dimulai pada Agustus 2024 dengan judul kerja Old Fashioned. Tim sinematografi memakai kamera monokrom dan filter khusus demi menangkap nuansa noir yang kental. Meski sempat terhenti akibat kebakaran hutan pada Januari 2025, produksi langsung dilanjutkan dan dijadwalkan selesai pada Maret.
9. Cerita Terpisah dari Dunia Spider-Verse Animasi

Meski sama-sama mengangkat sosok Spider-Man Noir, serial ini berdiri sendiri dalam lini masa yang berbeda, bukan kelanjutan langsung dari film animasi. Hal ini memberi kebebasan bagi Oren Uziel dan Steve Lightfoot untuk mengeksplorasi berbagai kasus kriminal, politik korup, serta ancaman dari para mobster tanpa harus terikat dengan versi multisemesta di layar lebar.
10. Penekanan Kuat pada Tema Korupsi dan Jurnalisme
Serial ini menyorot konflik batin seorang detektif swasta tua yang berusaha menuntaskan kasus sambil berdamai dengan warisan superhero yang diembannya. Kehadiran karakter seperti Robbie Robertson, bos mafia yang diperankan Brendan Gleeson, serta latar Depresi Besar menegaskan bahwa cerita ini sarat dengan konspirasi media, korupsi aparat, dan kebangkitan fasisme. Semua tema ini setia pada alur komik Spider-Man Noir pada tahun 2009.