The Passion of the Christ (rottentomatoes.com)
Tidak banyak film religius yang bisa membuat penontonnya menunduk, menangis, bahkan mual karena intensitasnya. Tapi itulah efek dari The Passion of the Christ, karya Mel Gibson yang mengguncang dunia pada tahun 2004.
Film ini menggambarkan 12 jam terakhir kehidupan Yesus Kristus (Jim Caviezel) menuju penyaliban.
Fokus utamanya bukan pada pesan spiritual, melainkan penderitaan fisiknya yang brutal, setiap cambukan, setiap tetes darah, digambarkan dengan realisme ekstrem.
Beberapa orang memuji film ini sebagai penggambaran iman yang paling jujur dan menyayat hati.
Tapi banyak juga yang menuduhnya terlalu kejam karena menekankan peran orang Yahudi dalam penyaliban Yesus.
Akibatnya, The Passion of the Christ menjadi film religius kontroversial di Hollywood yang paling besar dalam dua dekade terakhir.
Protes dan boikot pun bermunculan di berbagai negara. Namun ironisnya, film ini justru sukses besar di box office dan menjadi salah satu film berbahasa asing terlaris sepanjang masa.