Penjelasan Ending Karma di Netflix, Circle Mengerikan Saling Terhubung

- Kim Beom Jun: Dalang di Balik Segala KekacauanKim Beom Jun menjadi pusat tragedi, manipulatif dan pembunuh berdarah dingin. Identitasnya rumit, hingga akhirnya menerima karma buruk yang menyakitkan.
- Lingkaran Karma: Semua Karakter Saling TerhubungKeterkaitan antar karakter dalam lingkaran kejahatan dan balas dendam. Setiap tindakan menimbulkan akibat, tak ada karakter yang terlepas dari jaringan gelap ini.
- Ju Yeon: Satu-satunya yang Bertahan dan Mencapai KelegaanJu Yeon selamat dari lingkaran neraka dengan keikhlasan untuk melepaskan masa lalunya. Dalam tumpukan kematian, ia menemukan kedamaian
Serial Karma di Netflix menutup kisahnya dengan penuh ironi dan tragedi, meninggalkan jejak kejutan yang mendalam pada penonton.
Di balik cerita kriminal yang kelam, setiap karakter ternyata saling terhubung dalam lingkaran nasib yang mengerikan. Serial ini menunjukkan bagaimana satu kebohongan dan satu dosa bisa menimbulkan efek domino yang menghancurkan banyak nyawa.
Ending Karma bukan hanya jawaban dari misteri, tapi juga potret dari keadilan semesta yang tak bisa dihindari. Berikut penjelasan ending dan benang merah dari kisahnya.
Kim Beom Jun: Dalang di Balik Segala Kekacauan

Kim Beom Jun menjadi pusat dari segala tragedi dalam serial Karma. Ia bukan hanya sekadar penipu, tapi juga pembunuh berdarah dingin yang manipulatif. Ia bekerja sama dengan Lee Yu Jeong untuk memeras pria-pria kaya yang gemar selingkuh, termasuk Han Sang Hoon.
Tapi lebih dari itu, Beom Jun juga dalang dari kekerasan seksual terhadap Lee Ju Yeon di masa lalu, sebuah tindakan yang membuatnya dibenci oleh banyak karakter dalam serial ini, termasuk korban-korbannya sendiri.
Identitasnya menjadi rumit saat ia menyamar sebagai Park Jae Yeong setelah kebakaran di gudang. Dengan postur tubuh yang mirip dan situasi kacau, Beom Jun memanfaatkan kondisi itu untuk melarikan diri dari kejaran hukum dan para penagih utang. Tapi ironisnya, penyamaran ini justru menjadi titik balik nasibnya.
Dalam penyamarannya sebagai Jae Yeong, Beom Jun hampir dibunuh oleh perawat Ju Yeon, yang mengira dia adalah pelaku pemerkosaannya di masa lalu. Setelah dibius dengan Fentanyl, nyawanya nyaris berakhir jika bukan karena dokter yang menahan Ju Yeon.
Namun, karma tetap menghampiri. Penagih utang yang percaya bahwa dia adalah Jae Yeong menculiknya dan berencana mengambil organnya. Yang lebih sadis, dokter yang sebelumnya menyelamatkannya kini menjadi algojo di meja operasi.
Tanpa anestesi, Beom Jun menerima hukuman yang menyakitkan, bukan karena identitasnya yang sebenarnya, tapi karena dosa yang diasumsikan. Sang dokter menyebutnya sebagai "karma buruk," dan itulah akhir dari Beom Jun.
Lingkaran Karma: Semua Karakter Saling Terhubung

Yang membuat Karma begitu menggugah adalah cara cerita ini memperlihatkan keterkaitan antar karakter yang tampak acak namun perlahan menyatu dalam lingkaran kejahatan dan balas dendam.
Semua dimulai dengan kebakaran misterius di gudang kosong yang menewaskan dua orang, Park Jae Yeong dan Jang Gil Ryong. Jae Yeong sendiri memiliki masa lalu kelam sebagai pemerkosa saat remaja, serta berusaha membunuh ayahnya demi uang asuransi untuk membayar utang.
Jang Gil Ryong, yang tewas bersamanya, pernah satu sel dengan Kim Beom Jun di penjara. Mereka semua adalah produk dari kekerasan, kemiskinan, dan sistem yang gagal.
Beom Jun juga merupakan senior SMA dari Jae Yeong, dan ia mengenalkan Yu Jeong pada dunia pemerasan serta menjadi otak di balik penyiksaan terhadap Ju Yeon. Tidak ada karakter yang benar-benar terlepas dari jaringan gelap ini.
Sementara itu, karakter lain seperti "Glasses" mengalami nasib yang tak kalah tragis. Ia awalnya terlibat hubungan seksual yang berujung pada kecelakaan mengerikan.
Merasa telah menabrak seseorang, ia panik. Tapi ternyata orang yang ditabraknya sudah mati. Dalam paranoia dan keputusasaan, ia membunuh Yu Jeong, pasangannya sendiri, dan akhirnya dibunuh dengan sekop serta dikubur di dekat korban yang sebelumnya ia habisi.
Setiap tindakan dalam serial ini menimbulkan akibat, dan setiap karakter akhirnya menuai apa yang mereka tanam. Karma dalam serial ini tidak datang secara mistis, tetapi melalui pilihan-pilihan keliru yang terus menumpuk hingga tak bisa dibendung.
Ju Yeon: Satu-satunya yang Bertahan dan Mencapai Kelegaan

Di antara seluruh karakter, hanya Lee Ju Yeon yang selamat dari lingkaran neraka ini. Ia adalah korban pemerkosaan yang hidup dengan trauma mendalam selama bertahun-tahun.
Ketika ia akhirnya hampir membunuh orang yang diyakini sebagai pelaku, ia dihentikan oleh temannya sendiri yang juga seorang dokter.
Namun, dunia seolah mengatur takdirnya sendiri. Beom Jun, sang pelaku, akhirnya meninggal di meja operasi dalam kondisi mengenaskan, meskipun bukan karena aksi balas dendam Ju Yeon.
Dalam momen penutup serial, seorang detektif swasta membawa informasi penting yang selama ini Ju Yeon cari, identitas dan nasib pemerkosanya. Namun, Ju Yeon, mungkin karena sudah cukup menderita atau karena instingnya, menolak mendengar.
“Kamu tidak perlu memberitahuku. Tidak ada lagi yang ingin aku ketahui,” katanya. Kalimat ini menyiratkan bahwa ia sudah siap untuk meninggalkan masa lalunya dan tidak membiarkan kebencian terus mengendalikan hidupnya.
Adegan terakhir menampilkan Ju Yeon berjalan keluar dari rumah sakit saat salju turun. Ia tersenyum kecil, sebuah ekspresi lega yang menandakan akhir dari mimpi buruknya. Dalam tumpukan kematian dan tragedi, ia adalah satu-satunya karakter yang menemukan kedamaian. Bukan melalui balas dendam, tapi lewat keikhlasan untuk melepaskan.
Karma di Netflix adalah kisah tentang kejahatan, kebohongan, dan bagaimana semua itu saling terkait dalam jalinan nasib yang kelam. Setiap karakter dalam serial ini menerima konsekuensi dari pilihan mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kim Beom Jun, sebagai pusat dari segala kejahatan, akhirnya menerima balasan yang pedih.
Namun di tengah kegelapan, ada secercah cahaya, Ju Yeon yang berhasil keluar dari lingkaran itu dan memulai kembali hidupnya. Sebuah penutup yang pahit namun penuh makna, mempertegas pesan bahwa karma selalu datang cepat atau lambat.