Perubahan Di Avatar Netflix yang Bisa Kita Rasakan! Apa?

Avatar: The Last Airbender, salah satu serial animasi Nickelodeon yang sangat populer, menjadi sorotan saat Netflix mengumumkan rencana mengadaptasinya menjadi serial live action. Antusiasme melonjak, terutama setelah kegagalan adaptasi film live action oleh M. Night Shyamalan pada 2010.
Namun, proyek live action Avatar: The Last Airbender versi Netflix tidak akan sepenuhnya mengikuti jejak versi kartunnya. Seiring mendekati tanggal rilisnya pada 22 Februari 2024, Albert Kim, showrunner proyek ini, mengungkapkan sejumlah perubahan yang telah terjadi di live action tersebut.
Inilah beberapa perubahan di Avatar Netflix yang bisa kita rasakan! Ini ulasan lengkapnya.
Timeline Diubah

Dalam versi animasinya, Aang menguasai keempat elemen dan mengalahkan Raja Api Ozai dalam satu tahun kalender terbagi dalam tiga musim serial.
Namun, live action-nya menghapus Komet Sozin setidaknya di musim pertama karena timeline yang lebih panjang, dan juga untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan usia para pemain yang tidak akan berlangsung setiap tahun berturut-turut.
Tone Cerita yang Lebih Mengerikan

Serial animasi The Last Airbender awalnya ditargetkan untuk anak-anak dengan cerita ringan dan pertarungan tanpa kebrutalan saat pertama kali tayang pada 2005.
Namun, live action-nya akan memiliki nuansa lebih gelap, ditujukan untuk penonton dewasa.
Perubahan ini termasuk penampilan adegan kelam dan dewasa yang tidak dapat ditampilkan dalam versi kartunnya.
Contohnya, momen pembantaian di Kuil Udara oleh Negara Api yang hanya diceritakan dalam versi animasi akan ditampilkan secara brutal dalam live action Avatar: The Last Airbender.
Albert Kim menegaskan bahwa penambahan adegan tersebut penting sebagai titik awal cerita Aang sebagai Avatar dan untuk menekankan bahwa serial live action ini tidak hanya untuk anak-anak, tetapi untuk semua usia.
Hilangnya Sikap Seksisme Sokka
Sokka, karakter kunci dalam kartun Avatar: The Last Airbender, awalnya dikenal dengan sifat seksisme. Pada awalnya, ia memandang rendah peran perempuan, termasuk adiknya Katara, dan meremehkan Pejuang Kyoshi yang terdiri dari perempuan.
Namun, dalam adaptasi live action-nya, sifat seksisme Sokka dihilangkan sepenuhnya. Keputusan ini diambil karena sifat tersebut tidak sesuai dengan visi live action-nya.
Perubahan ini mendapat kecaman dari sebagian penggemar kartun asli, yang melihat sifat seksisme sebagai elemen penting dalam perkembangan karakter Sokka. Meskipun awalnya merendahkan perempuan, Sokka belajar menghargai mereka dan bahkan berlatih bertarung bersama Pejuang Kyoshi yang mayoritas anggotanya perempuan.
Gimana perubahan Avatar di Netflix ini? Dahsyat atau biasa saja?