Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Setelah tayang beberapa minggu lalu, para penonton Cowboy Bebop memberikan review beragam buat serial Netflix ini. Banyak yang suka, banyak juga yang membencinya. Kenapa bisa demikian ya?

Diadaptasi dari anime original produksi Sunrise, Cowboy Bebop dari Netflix digarap oleh Christopher Yost, penulis naskah Thor: Ragnarok dan The Mandalorian. John Cho, Mustafa Shakir, dan Daniella Pineda dipilih untuk memerankan Spike, Jet, dan Faye.

Seperti apakah serial ini, apakah mirip dengan anime-nya atau tidak? Simak review lengkapnya di bawah ini.

Kisah koboi luar angkasa berburu penjahat

Vanity Fair

Cerita Cowboy Bebop berada di tahun 2071, saat manusia mulai mendiami berbagai planet di galaksi dan bumi sudah hancur. Para penjahat berkeliaran di penjuru angkasa, dan polisi membuka kesempatan buat para koboi menangkap para kriminal demi sekantong imbalan.

Spike Spiegel dan Jet Black adalah pasangan koboi yang senantiasa mencari buruan. Mereka bertemu dengan penipu Faye Valentine, yang kemudian bergabung dengan kru mereka di dalam kapal Bebop.

Meski Jet selalu menekankan pentingnya kerja sama antara anggota kru Bebop, nyatanya masing-masing anggotanya menyimpan rahasia dan agenda dari yang lain. Apalagi Spike yang sangat misterius dan nampak memiliki hubungan dengan Sindikat.

Review Cowboy Bebop Netflix

Consequence.net

Masalah utama dari berbagai serial atau film adaptasi Netflix, adalah adaptasinya yang setengah-setengah dan jatuhnya kurang memuaskan. Bagaimana dengan Cowboy Bebop? Sekilas kelihatan setengah-setengah, but in a good way.

Menonton 2-3 episode pertama saja, kita bisa melihat bagaimana para punggawa serial ini mencoba untuk sangat setia menyadur elemen dari anime-nya. Dari hal-hal seperti kostum, setting lokasi, musik, hingga pembawaan karakternya terasa spot on dengan anime aslinya, dan bahkan anime lainnya di universe yang sama yaitu Carole & Tuesday.

Cowboy Bebop sangat menonjol saat mengangkat kisah Spike dan kawan-kawan berburu penjahat. Momen-momen seperti ini menjadikan serial Cowboy Bebop sangat wacky dan menegangkan, serta menunjukkan seperti apa genre western jika berada di luar angkasa.

Format episodik yang diangkat di beberapa episode awal terasa mengikuti style Shinichiro Watanabe, sutradara asli Cowboy Bebop dan serial serupa lain seperti Samurai Champloo dan Space Dandy. Namun, ada beberapa selipan yang kadang terasa mixed bag.

CNET

Nah, ini dia yang jadi salah satu kekurangan besar dari serial Cowboy Bebop. Di tengah-tengah kisah para kru Bebop yang sekali tamat setiap episodenya, ada subplot yang melibatkan musuh Spike yaitu Vicious.

Memang tidak masalah memasukkan plot utama tersebut di tengah-tengah cerita, namun porsi yang dimasukkan terlalu banyak sehingga saat episode terakhir, ceritanya sudah masuk ke konfrontasi puncak Vicious dan Spike di anime.

Jadi masalah? Bisa jadi masalah, apalagi karena ternyata serial ini seperti disiapkan untuk dibuat season keduanya. Di titik itu, selain beberapa cerita lepas, sudah tidak ada lagi plot inti yang bisa diadaptasi. Kecuali, jika Netflix berencana membaut cerita original di season kedua. Inilah yang bikin banyak fans gusar.

Cowboy Bebop masih memiliki masalah utama adaptasi Netflix atau adaptasi barat untuk anime, dimana para kreatornya mencoba untuk meningkatkan kualitas ceritanya berlawanan dengan keinginan fans. Terlepas itu, dedikasi para kreator untuk menciptakan dunia Cowboy Bebop semirip dengan anime-nya patut diapresiasi.

Langkah yang oke untuk kedepannya, kan? Season pertama Cowboy Bebop sudah bisa kamu saksikan di Netflix.

Editorial Team