Review Guardians of the Galaxy Vol 3: Perpisahan Untuk James Gunn!

Akhirnya, film terakhir dari seri GotG rilis di Indonesia. Simak review dari Guardians of the Galaxy Vol 3 berikut ini. Apakah film ini wajib ditonton?
Kemunculan film ini pun bukan tanpa kabar buruk. Ini akan menjadi film terakhir Guardians of the Galaxy setelah beberapa kru dan aktor sentralnya tidak melanjutkan kerja sama dengan Marvel Studios.
Namun, apakah film terakhir ini mampu menjawab kerinduan fans akan aksi Star-Lord dan gengnya? Simak ulasannya berikut ini.
Ancaman untuk geng Guardians of the Galaxy

Sejak hari Natal, banyak hal yang terjadi pada kelompok Guardians of the Galaxy. Mereka membeli Knowhere untuk dijadikan markas, Mantis ternyata adalah adik dari Peter Quill, dan sang Star-Lord masih depresi setelah Gamora asli dikorbankan oleh Thanos.
Di malam yang tenang, Knowhere tiba-tiba diserang oleh Adam Warlock yang mengincar Rocket. Meskipun Adam berhasil diusir, namun serangannya melukai Rocket hingga sekarat.
Anggota Guardians yang lain terkejut karena jantung Rocket dipasangi killswitch. Mereka hanya punya waktu terbatas untuk mematikan killswitch itu sebelum Rocket meninggal.
Untuk menyelamatkan Rocket, para Guardians pergi ke Orgosphere, koloni biologis yang merupakan markas dari OrgoCorp yang menyimpan petunjuk soal jati diri Rocket.
Nebula meminta bantuan dari grup Ravager untuk menyusup ke dalam Orgosphere. Ternyata, Gamora dari timeline alternatif menjadi pemimpin Ravager yang baru. Hal ini membuat Peter kembali galau dan berusaha menyambung hubungannya kembali.
Dalam perjalanan mereka menyelamatkan Rocket, para Guardians menyelami lebih dalam masa lalu Rocket, dan hubungannya dengan sosok bernama High Evolutionary yang sangat sadis.
Ensemble cast menjadi kekuatan utama James Gunn

Ciri khas James Gunn dalam setiap filmnya adalah menghadirkan ensemble cast yang semuanya punya peran penting dalam cerita. Hal ini pun bisa terlihat di Volume 3.
Gunn mampu memberikan setiap tokoh utamanya konflik dan perkembangan karakter yang memuaskan. Padahal, film ini sudah terlalu condong mengulas arc karakter Rocket.
Bahkan meskipun beberapa karakternya sudah punya kisah yang “memuaskan”, masih ada sisi yang bisa dijelajahi dalam diri mereka.
Dari sisi cerita pun, Gunn meraciknya dengan penuh emosional. Kita juga bisa melihat anggota Guardians yang walaupun masih kocak dan suka bertengkar, mereka telah menjadi sedikit lebih dewasa.
Tidak heran apabila pada saat shooting film ini selesai, seluruh aktor dan kru menangis terharu. Semua orang mencurahkan perasaan mereka di film ini, dan hal itu nampak pada hasil akhir filmnnya.
Kesimpulan review Guardians of the Galaxy Vol 3

Pada titik ini, bisa dikatakan bahwa seri Guardians of the Galaxy sudah “tamat” karena ditinggalkan para penggawanya.
James Gunn akan pindah kubu untuk menduduki posisi chairman dan CEO DC Studios. Ia akan fokus mengarap universe DC baru serta film pertamanya, Superman: Legacy.
Zoe Saldana tidak akan kembali memerankan Gamora, namun ia ingin karakternya tetap hidup. Dave Bautista juga akan pensiun sebagai Drax untuk fokus ke peran yang lebih dramatis.
Namun bisa dikatakan bahwa legacy, atau kesan yang ditinggalkan GotG tidak akan dilupakan oleh banyak fans.
Guardians of the Galaxy pertama muncul sebagai seri film yang diadaptasi dari judul komik Marvel non-mainstream. Kini, GotG menjadi seri yang punya kualitas sangat konsisten dari segi cerita, karakter, dan sinematografi, serta dicintai banyak fans.
Best of luck untuk seluruh keluarga Guardians of the Galaxy, semoga sukses terus di proyek selanjutnya. Guardians of the Galaxy Vol 3 tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, 3 Mei 2023.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan film, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!
Rating: 8/10