Review One Piece Netflix: Bukan Adaptasi Terbaik, Tapi Bisa Puaskan Fans

Ini dia momen paling penting yang sudah ditunggu-tunggu. Simak review One Piece Netflix yang sudah dinantikan para nakama di seluruh dunia.
Pengumuman adaptasi live action ini awalnya dibayang-bayangi rasa skeptis dan keraguan. Selama ini adaptasi anime live action dari Hollywood, selalu dianggap gagal. Apa yang membuat One Piece berbeda?
Namun, Eiichiro Oda bersama kru dan pemerannya tetap maju menyelesaikan serial ini. Hasilnya pun membuat banyak orang terkejut dan terkesan.
Lantas, apa yang membuat One Piece Netflix bisa sukses? Simak review lengkapnya di bawah ini.
Review One Piece Netflix
1. Perjalanan Luffy menjadi raja bajak laut

Menjelang eksekusinya, bajak laut legendaris Gold Roger (Michael Dorman) mengungkap eksistensi dari harta karun terbesarnya, One Piece. Era bajak laut pun kembali menggelora.
Puluhan tahun setelah eksekusi Gold Roger, seorang pemuda bernama Monkey D. Luffy (Iñaki Godoy) mengarungi East Blue untuk membentuk kelompok bajak lautnya sendiri.
Tujuan Luffy adalah untuk menemukan One Piece dan menjadi raja bajak laut. Berbeda dengan bajak laut kebanyakan, Luffy bisa jadi punya kesempatan mewujudkan hal itu.
Luffy merupakan pemakan buah iblis Gomu Gomu yang membuat badannya lentur seperti karet. Namun, buah iblis itu juga membuat Luffy lemah terhadap air laut.
Dalam perjalanannya menjadi seorang bajak laut, Luffy merekrut kru untuk kelompoknya. Mereka berasal dari latar belakang berbeda dan memiliki kekuatan unik.
Luffy bertemu dengan pemburu bajak laut Roronoa Zoro (Mackenyu), pencuri dan navigator Nami (Emily Rudd), penembak ketapel Usopp (Jacob Romero Gibson), dan koki Sanji (Taz Skylar) yang bergabung dengan krunya.
Tujuan mereka adalah berlayar ke Grand Line, lautan ganas yang dirumorkan menjadi lokasi dipendamnya One Piece. Berhasilkah mereka pergi ke sana?
2. Aktor dan staf One Piece mampu menjawab keinginan fans

Masalah utama dari berbagai adaptasi live action anime atau game adalah para stafnya tidak mampu menjawab keinginan fans.
Namun berbeda dengan One Piece, Matt Owens dan Steven Maeda selaku showrunner berusaha untuk menciptakan dunia One Piece yang sangat otentik.
Untuk itu, mereka meminta bantuan Eiichiro Oda sang kreator One Piece yang terlibat sebagai konsultan eksklusif.
Oda memastikan bahwa apapun yang muncul di dalam serial ini sudah memuaskan dan mendapatkan persetujuan langsung darinya.
Selain itu, para aktornya pun punya rasa hormat yang tinggi terhadap manga dan anime One Piece, serta tahu apa yang fans inginkan dari serial ini.
Hasilnya, kita bisa melihat kisah One Piece live action yang otentik dengan versi manga dan anime.
Runutan adegan, karakterisasi, set visual, dan gestur-gestur kecil yang ditampilkan menjadi sebuah fanservice besar bagi para nakama One Piece.
Sepanjang 8 episode, hampir tidak ada elemen yang membuat serial ini melenceng dari versi anime manga.
3. Apa yang membuat adaptasi live action anime gagal?

Sebelumnya kita menyinggung faktor yang membuat beberapa adaptasi live action anime gagal.
Beberapa adaptasi gagal ini secara radikal mengubah isi dan konten dari sumber aslinya karena berbagai alasan.
Biasanya alasan utamanya adalah untuk menciptakan nuansa yang lebih realistis, baik dari sisi visual maupun cerita.
Alasan lain adalah karena stafnya berusaha untuk memperbaiki elemen yang ada di dalam materi sumber, namun dalam prosesnya tidak menghargai karya aslinya itu sendiri.
Alasan lainnya yaitu karena staf yang terlibat memiliki interpretasi pribadi terhadap ceritanya, atau mencoba membuat ceritanya relevan dengan kondisi sosiopolitik dunia nyata.
Dalam konteks ini pun, One Piece Netflix memiliki beberapa kekurangan. Namun kekurangan ini lebih bersifat superfisial yang sejatinya tidak merubah ceritanya secara keseluruhan.
Contoh yang paling mudah di-nitpick adalah perubahan sosok Lucky Roux dan Nojiko yang memiliki kulit lebih gelap.
Walaupun perbedaan ini bisa membuat kecewa, namun kekecewaan itu hanya sebatas itu saja karena dua karakter itu memiliki pembawaan dan akting yang sesuai dengan karakter aslinya.
4. Kesimpulan review One Piece Netflix

One Piece versi Netflix bukan sebuah adaptasi yang sempurna. Meski demikian, adaptasi ini adalah adaptasi yang tepat menjawab permintaan fans.
Dalam setiap proses adaptasi, fans lama tidak meminta banyak, yaitu dengan membuat elemen-elemen di dalamnya mendekati versi aslinya.
Dedikasi One Piece yang mengejar keotentikan ini mungkin menghasilkan karya yang punya konsep nabrak.
Tentu melihat karakter manusia yang bertingkah layaknya karakter anime dan manga terkesan janggal dan komikal. Namun selama akurat, apa salahnya?
Overall, jarang sekali kita melihat kru dan pemeran adaptasi seperti ini yang menunjukkan rasa respek dan menghargai karya aslinya.
Hal ini membuat One Piece Netflix menjadi serial yang bisa diterima para nakama, serta mampu disaksikan fans baru yang belum mengenal One Piece.
Saksikan One Piece live action hanya di Netflix.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan film, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!
Rating: 9/10