Film ini menceritakan tentang Mirah, seorang perempuan yang hidup dalam stigma masyarakat karena dianggap membawa kesialan.
Sejak menit pertama, penonton sudah disuguhi jumpscare yang konsisten, baik di siang hari maupun malam hari.
Beberapa adegan terasa begitu kuat hingga mudah diingat oleh penonton.
Review film Perempuan Pembawa Sial, salah satu karya horor lokal yang memberikan sentuhan berbeda ini, bisa kamu lihat informasinya di sini.
Namun sebelum membaca lebih jauh, penulis ingin memberikan peringatan kalau artikel ini mengandung spoiler yang membahas cerita hingga beberapa momen penting di dalam film.
Film ini menceritakan tentang Mirah (Raihaanun), seorang perempuan yang hidup dalam stigma masyarakat karena dianggap membawa kesialan. Setiap orang yang berhubungan dengannya diyakini akan mengalami kematian tragis.
Mirah pun hidup dalam ketakutan dan pengucilan. Tak hanya itu, ia juga terus dihantui sosok mistis bernama Bahu Laweyan.
Mengangkat mitos lokal seperti Bahu Laweyan adalah sentuhan yang cukup segar. Ceritanya tidak sekadar mengandalkan horor, tetapi juga membangun misteri yang membuat penonton ikut berpikir sepanjang film.
Tentu saja, plot ini pun membuat penonton bertanya-tanya kenapa hidup Mirah bisa semenyedihkan itu. Apalagi dari awal, masa lalu Mirah tidak dijelaskan secara gamblang.
Penonton pun seolah diajak menjadi detektif—menyelami masa lalu Mirah dan mencari jawaban-mengapa hidupnya dipenuhi kesialan, dan apakah ia benar-benar pantas menerimanya.
Film garapan Fajar Nugros dan diproduseri oleh Susanti Dewi melalui IDN Pictures ini tidak membuang waktu untuk membangun suasana seram.
Sejak menit pertama, penonton sudah disuguhi jumpscare yang konsisten, baik di siang hari maupun malam hari. Menurut penulis, inilah salah satu nilai plus film ini—tidak ada waktu “istirahat” dari ketegangan.
Bahkan beberapa jumpscare berhasil mengecoh penonton. Adegan yang awalnya terlihat “aman” justru berakhir mengejutkan, sementara momen yang terlihat menakutkan ternyata tidak mengarah pada jumpscare sama sekali.
Elemen kejutan seperti ini yang membuat film tetap segar dan tidak mudah ditebak.
Beberapa adegan terasa begitu kuat hingga mudah diingat. Misalnya, adegan ketika tukang listrik datang ke rumah Mirah—yang menjadi pemicu rangkaian kejadian aneh selanjutnya.
Selain itu, salah satu momen paling ikonik adalah saat Didik Nini Thowok sebagai Warso menampilkan tarian ritual mistis yang begitu khidmat sekaligus menggetarkan. Adegan ini menjadi salah satu highlight yang memperkuat nuansa horor mistis dalam film.
Meski menarik, beberapa scene di film ini mungkin bisa membuat sebagian orang tidak nyaman.
Ada beberapa adegan yang mungkin terlalu berat untuk sebagian penonton, meski sebenarnya tidak diperlihatkan secara eksplisit.
Adegan yang di maksud seperti momen pelecehan terhadap Mirah atau adegan sadis/gore.
Menurut penulis, Perempuan Pembawa Sial bukan hanya film horor yang sukses membuat merinding, tetapi juga mengajak penonton merasakan getirnya perjalanan hidup Mirah.
Film ini bahkan memaksa kita untuk mempertanyakan: apakah kutukan yang menimpa Mirah pantas ia terima?
Dengan plot menarik, atmosfer mencekam, serta elemen budaya yang kental, film ini layak ditonton oleh penggemar horor maupun pecinta kisah mistis.
Perempuan Pembawa Sial memberikan pengalaman menonton yang memadukan rasa takut, misteri, dan emosi. Film Perempuan Pembawa Sial sudah tayang mulai hari ini, 18 September 2025 di Bioskop Indonesia.