Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Black Panther dan The Falcon and the Winter Soldier mampu memberikan representasi yang baik terhadap kaum Afrika-Amerika. Lewat film terbaru Marvel Studios ini, kini mereka mencoba merepresentasikan kaum Asia-Amerika. Simak review Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings berikut ini!

Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings digadang-gadang sebagai film MCU yang bakal merepresentasikan kelompok Tiongkok, atau at least minoritas Asia di Amerika Serikat. Aktor Simu Liu menjadi headliner untuk film yang mengangkat sosok superhero oriental dari Marvel ini.

Apakah film ini mampu memenuhi eskpektasi para penontonnya? Apakah Shang-Chi mampu mengimbangi standar yang diset oleh Black Panther? GGWP.ID berkesempatan hadir di premiere film ini dan menontonnya. Inilah review film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings.

Aksi Shang-Chi melawan takdirnya

Netral News

Shaun (Simu Liu) menjalani hidup yang normal di San Francisco. Ia bekerja sebagai supir valet bersama teman perempuannya, Katy (Awkwafina). Di waktu luang, mereka suka mencari berbagai kesenangan dan menikmati momen.

Kehidupan mereka berubah setelah anggota kelompok teroris Ten Rings berusaha mencuri kalung kesayangan Shaun. Ia kemudian menunjukkan kemampuan kung fu yang sangat mengagumkan untuk melawan mereka. Sayang, kalung milik Shaun berhasil diambil.

Shaun kemudian mengungkap rahasianya pada Katy. Nama asli Shaun sebenarnya adalah Xu Shang-Chi, dan sejak kecil ia dilatih oleh ayahnya, pemimpin Ten Rings Xu Wenwu (Tony Leung) untuk menjadi seorang pembunuh. Tak puas dengan takdirnya, Shaun kemudian melarikan diri ke Amerika.

Kini Shang-Chi berambisi untuk mencari adiknya, Xu Xialing (Meng’er Zhang) yang juga memegang kalung incaran sang ayah. Perjalanan ini membawa Shang-Chi menuju Makau, dimana Katy pun ikut serta. Sebenarnya apa tujuan Wenwu merebut kalung-kalung itu?

Review Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings

Topics

Editorial Team

Tonton lebih seru di