Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Review Shin Ultraman: Film Ultraman Era Showa Dengan Gaya Modern

Setelah sukses dengan Shin Godzilla, sutradara Hideaki Anno kembali dengan proyek film tokusatsu-nya yaitu Shin Ultraman. Di sini kamu bisa membaca review Shin Ultraman dan kenapa film ini cukup suskes di kalangan fansnya.

Shin Ultraman merupakan seri ketiga dari Shin Japan Heroes Universe ciptaan Anno setelah tetralogi Rebuild of Evangelion (alias Evangelion Shin Gekijoban) dan Shin Godzilla. Setelah film ini, Anno akan melengkapi Shin Japan Heroes Universe dengan Shin Kamen Rider.

Ciri khas dari Shin Japan Heroes Universe adalah remake dari film tokusatsu populer dengan gaya sinematografi dan penceritaan khas Hideaki Anno. Sebelum melejit lewat Evangelion, Anno dikenal sebagai seorang maniak tokusatsu yang pernah membuat film indie Return of Ultraman dengan efek spesial yang cukup memukau pada tahun 1983.

Hampir 40 tahun setelah Return of Ultraman, bagaimana Anno mengubah visi film Ultraman idealnya dari sebuah karya indie parodi menjadi film blockbuster Jepang dengan budget mencapai Rp 94 miliar?

Baca Juga: Fajar Nugros Ungkap Alasan Memilih Naysilla Mirdad dan Lydia Kandou di Film Inang

Kemunculan raksasa dari negeri cahaya

Negara Jepang tertimpa musibah setelah monster raksasa muncul dari dalam bumi dan membuat kekacauan. Berkat usaha pihak militer dan insan terbaik Jepang, pemerintah membentuk tim S-Class Species Suppression Protocol (SSSP) untuk memitigasi kemunculan monster buas ini.

Bekerja sama dengan pihak militer, SSSP meneliti karakteristik setiap monster dan merancang strategi penanggulangannya. Namun dalam satu operasi mereka, tim SSSP berpapasan dengan raksasa cahaya yang datang dari langit dan mengalahkan monster tersebut dengan mudah.

SSSP kemudian menyelidiki sosok raksasa itu yang mereka beri nama Ultraman. Hiroko Asami didatangkan sebagai analis baru untuk tim SSSP dan ditugaskan untuk menyelidiki Ultraman. Ia dipasangkan dengan Shinji Kaminaga, agen lapangan SSSP yang entah mengapa suka menghilang secara misterus.

Sejak saat itu, kemunculan setiap monster selalu dibarengi dengan kehadiran Ultraman. Hiroko memperhatikan gaya bertarung Ultraman dan merasa bahwa raksasa itu berada di pihak manusia. Namun, kemunculan Ultraman justru mengundang lebih banyak bahaya yang tidak hanya berasal dari dalam, namun juga dari luar bumi.

Review Shin Ultraman

Shin Ultraman membawa seri Ultraman klasik ke era modern. (Duniaku.com)

Layaknya Shin Godzilla, Shin Ultraman membawa sensibilitas ala Hideaki Anno ke dalam seri tokusatsu yang sudah melegenda. Meskipun kali ini kursi sutradara diduduki rekannya Shinji Higuchi, Anno masih memegang kendali untuk arah keseluruhan film ini.

Human drama jadi kekuatan utama film ini dimana plot dibawa oleh berbagai kejadian yang menjadi latar belakang pertarungan Ultraman. Kritik dan satir kembali dipertunjukkan oleh Anno, kali ini mencibir bagaimana birokrasi di sisi pemerintah justru memperrumit usaha SSSP untuk mengalahkan para monster.

Bukan cerita khas Evangelion namanya jika tidak menyinggung tema-tema yang keras dan sensitif. Anno mengajak kita melihat sebuah dunia dimana sosok Ultraman yang mungkin tidak sekuat makhluk negeri cahaya lain dianggap sebagai dewa oleh manusia karena tidak ada lagi hal di bumi yang mampu melindungi mereka.

Namun, salah satu kelemahan Shin Ultraman dari sisi cerita, adalah bagaimana beberapa karakter berbicara terlalu cepat. Sebenarnya bukan sebuah masalah yang cukup besar untuk disinggung, namun beberapa orang mungkin akan sulit mencerna informasi di dalam film ini, apalagi jika berhubungan dengan world building.

Setidaknya, efek spesialnya sangat cantik. Ultraman tampil bak makhluk misterius dengan bantuan CG, dan bisa berbaur dengan adegan di dunia nyata. Saat Ultraman bertarung di area rural atau perkotaan, kita bisa merasakan efek bagaikan berada di diorama. Bahkan efek dari Specium Ray milik Ultraman dibuat seperti efek di Ultraman original di tahun 1966.

Shin Ultraman mampu membawa spirit dari Shin Godzilla, yaitu film tokusatsu dengan konsep klasik namun disegarkan dengan berbagai sensibilitas modern. Jika kedua film tersebut terbukti sukses, maka rasanya film Shin Kamen Rider yang sedang dikerjakan oleh Hideaki Anno bisa meraih hasil yang sama dengan 2 film kakaknya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us