Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Review Sri Asih: Film Superhero Wanita yang Hormati Warisan R.A. Kosasih

68 tahun setelah Sri Asih menjadi film superhero pertama Indonesia, Screenplay Bumilangit kembali menghidupkan karakter ciptaan komikus R.A. Kosasih ini ke layar lebar. Seperti apa review film Sri Asih versi 2022 ini?

Nama Sri Asih merupakan bagian dari legenda industri hiburan Indonesia. Ia merupakan karakter komik Indonesia yang punya warisan yang patut dijaga. Ia adalah karakter superhero pertama Indonesia secara umum dan juga berjenis kelamin wanita. Prestasi yang sama pun turut menurun pada adaptasi filmnya di tahun 1954.

Kini di tahun 2022, Bumilangit yang membawa spirit superhero Indonesia masa lalu, mencoba menghidupkan kembali kisah Sri Asih dalam kemasan modern. Apakah mereka berhasil?

Alana melawan kekuatan korup dan kemarahan dalam dirinya

Alana adalah anak yatim piatu yang konon lahir saat Gunung Merapi meletus. Sejak kecil, ia mendapatkan mimpi buruk yang ternyata merupakan medium bagi Dewi Api untuk menguasai tubuhnya. Ia diadopsi oleh Sarita Hamzah dimana Alana dilatih untuk melampiaskan amarahnya akibat pengaruh Dewi Api dengan menjadi petarung MMA.

Mateo Adinegara melihat pertarungan Alana dan mengajaknya bertarung. Meskipun dihasut untuk mengalah dari Mateo agar sasana keluarganya selamat, Alana dipengaruhi Dewi Api dan meng-KO Mateo. Hal ini memulai serentetan kemalangan bagi Alana dimana Sarita dan teman-temannya diserang anak buah Mateo.

Alana balik melawan Mateo, namun karena suatu hal yang bukan diperbuatnya, Mateo mati dan membuat amarah sang ayah, Prayogo Adinegara memuncak. Prayogo mengirim anak buahnya untuk menyerang rumah sakit tempat Sarita dirawat, namun Alana membangkitkan kekuatan terpendam di dalam tubuhnya.

Baik Alana dan Sarita yang ternyata baik-baik saja diselamatkan oleh Kala dan ibunya, Eyang Mariani. Mereka berdua adalah bagian dari Jagabumi, organisasi rahasia yang  mempersiapkan kembalinya Sri Asih, pahlawan yang menerima kekuatan dari Dewi Asih. Alana ternyata adalah titisan dari Sri Asih sebelumnya yang bernama Nani Wijaya.

Alana mendapati fakta bahwa Prayogo merupakan bagian dari konspirasi yang bertujuan untuk membangkitkan Dewi Api. Kini Alana tidak hanya harus mengandalkan kekuatan Dewi Asih, namun juga harus mengumpulkan sekutu baru untuk menghentikan rencana jahat tersebut.

Sri Asih memperbaiki sekaligus menampilkan kekurangan dari Gundala

Pevita Pearce memberikan dimensi baru dari sosok Sri Asih di era sinema modern. (IMDb)

Sutradara Upi banyak belajar dari film Gundala yang mendahului Sri Asih, sehingga ia bisa menciptakan film yang mampu menjadi framing dari film yang memulai jagat Bumilangit Cinematic Universe.

Sri Asih memiliki cerita yang lebih streamline dan fokus pada sosok Alana dan beberapa orang penting di sekitarnya. Ia fokus menggambarkan perjalanan batin Alana yang berusaha menguasai amarah dan kekuatannya. Dengan memadatkan plot, kita bisa melihat adegan aksi yang unggul secara kualitas dan kuantitas.

Koreografi aksi yang dipandu Iko Uwais beserta timnya memperlihatkan teknik pertarungan yang membuat film aksi Indonesia masuk peta dunia. Baik pertarungan tangan kosong maupun dengan senjata api ditata dan direkam dengan apik sehingga tidak terlewat.

Dari sisi nuansa cerita, elemen mistis, tradisional, dan horor memberikan dimensi baru pada cerita Sri Asih. Di saat bersamaan, film ini juga tidak terjebak dengan formula karakter legenda yang sudah established sehingga Sri Asih bisa tampil segar dan menonjol.

Meskipun hal-hal di atas membuat Sri Asih jadi peningkatan atas Gundala, film ini juga masih memiliki masalah yang sama karena penggarapan film ini masih diawasi oleh Joko Anwar. Elemen-elemen world-building dan politik masih terdengar pretensius dan dimasukkan hanya agar film Sri Asih terlihat lebih berbobot.

Kesimpulan review Sri Asih: Wajib nonton!

Meski tayang berdekatan dengan Black Panther, Sri Asih mampu berdiri sejajar sebagai film superhero menghibur. (IMDb)

Dalam menggarap Sri Asih, Upi terasa tidak terkekang idealisme sehingga bisa menciptakan film yang menghibur terlebih dahulu. Sempat ada kekhawatiran karena pengunduran film ini dari bulan Oktober bisa membuatnya babak belur dihajar Black Panther: Wakanda Forever dalam box office lokal, tapi Sri Asih membuktikan ia mampu berdiri sendiri.

Sebuah hal yang menarik ketika kita menyadari bahwa sebelum ini ada pula film Sri Asih di tahun 1954 yang kini dianggap sebagai sebuah lost media. Upi dan timnya berhasil menciptakan film Sri Asih yagn tidak hanya modern namun juga menghormati warisan film terdahulunya serta komik ciptaan R.A. Kosasih.

Sri Asih saat ini telah tayang di bioskop Indonesia. Film ini dibintangi oleh Pevita Pearce, Reza Rahadian, Christine Hakim, Jefri Nichol, Dimas Anggara, Surya Saputra, Jenny Zhang, Randy Pangalila, Faradina Mufti, Ario Bayu, Aqi Singgih, Dian Sastrowardoyo, Najwa Shihab, Maudy Koesnaedi, serta Chicco Jerikho.

Rating: 3,5/5

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
iqbal nuril
Editoriqbal nuril
Follow Us