Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Review Tron: Ares, Program Digital Muncul di Dunia Nyata!

Tron: Ares menjadi film ketiga dari seri Tron. (IMDb)
Tron: Ares menjadi film ketiga dari seri Tron. (IMDb)
Intinya sih...
  • Program komputer muncul dalam wujud fisik di dunia nyata
  • Dunia nyata dan digital membaur dalam film Tron: Ares
  • Tron: Ares jadi film dengan CGI terbaik di tahun ini
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tron: Ares, film ketiga dari seri film sci-fi Tron milik Disney akhirnya tayang di Indonesia.

Film ketiga Tron ini menjadi soft reboot yang mengusung cerita baru, namun memiliki sedikit keterikatan dengan dua film Tron sebelumnya.

Layaknya Tron dan Tron: Legacy, Tron: Arena mengedepankan visual dan CGI canggih mendekati nyata.

Dengan cerita baru yang makin relevan dengan situasi dunia saat ini, bagaimana Tron: Ares mampu menarik perhatian fans lama dan baru?

Simak review film Tron: Ares di bawah ini.

1. Lahirnya program komputer dalam wujud fisik

Selama bertahun-tahun, perusahaan teknologi ENCOM dan Dillinger Systems bersaing dalam bidang AI. Masing-masing dari mereka memiliki sistem bernama Grid, dunia virtual dengan program komputer sadar diri berwujud manusia.

Baik ENCOM dan Dillinger Systems berusaha membawa program komputer ke dalam bentuk fisik di dunia nyata. Namun, mereka memiliki batasan waktu 30 menit sebelum program mereka tidak stabil dan hancur menjadi abu.

Eve Kim (Greta Lee), CEO ENCOM, berhasil menemukan Permanence Code yang ditinggalkan oleh CEO terdahulu Kevin Flynn (Jeff Bridges), yang menghilang secara misterius. Permanence Code memungkinkan program eksis di dunia nyata tanpa batas waktu.

Namun, gerak-gerik Eve berhasil dideteksi oleh CEO Dillinger Systems, Julian Dillinger (Evan Peters), berkat bantuan program MCP buatannya, Ares (Jared Leto). Ares dan Athena (Jodie Turner-Smith) diluncurkan untuk menangkap Eve.

Saat mempelajari Eve untuk menangkapnya, Ares merasakan kontradiksi antara Eve dengan Julian. Loyalitasnya mulai goyah, dan ia terancam dihapus. Jalan mana yang akan Ares pilih?

2. Dunia nyata dan digital membaur

Eve Kim dikejar oleh Recognizer. (IMDb)
Eve Kim dikejar oleh Recognizer. (IMDb)

GGWP menyaksikan Tron: Ares pada premiere di layar IMAX. Sutradara Joachim Rønning mampu memanfaatkan medium layar lebar ini dengan baik untuk mewujudkan dunia digital yang megah.

Suasana di dalam Grid terasa besar di layar IMAX, dan dengan kualitas CGI terbaik mampu menghasilkan gambar yang life-like dan memiliki bobot. Meski demikian, adegan dunia nyata menggunakan aspect ratio berbeda dan transisinya agak mengganggu.

Tron: Ares mengangkat implikasi sebagaimana ditunjukkan di akhir Tron: Legacy; manusia sudah datang ke dunia digital, bagaimana jika program datang ke dunia nyata?

Tema cerita ini cukup menarik untuk disinggung, namun dengan imbas segmen di dalam Grid cukup banyak berkurang sehingga kurang terasa spesial.

Bagi fans Tron lama, tak usah kuatir dengan embel-embel soft reboot, karena meskipun punya cerita yang independen, namun ada banyak sekali elemen yang menunjukkan bahwa Tron: Ares masih berhubungan dengan Tron dan Tron: Legacy.

Nuansa musik techno yang juga jadi nilai plus Tron: Legacy dipertahankan, kali ini menggandeng komposer Trent Reznor dan Atticus Ross yang tampil mengusung nama band industrial rock mereka, Nine Inch Nails.

3. Kesimpulan

Ares muncul di dunia nyata. (IMDb)
Ares muncul di dunia nyata. (IMDb)

Tron: Ares jadi film dengan CGI terbaik di tahun ini. Tapi Tron: Ares bukan cuma sekedar visual saja. Ceritanya juga bisa memuaskan fans lama dan baru dari serial Tron.

Jika plot film dan endingnya bisa jadi indikasi, kisah Tron tidak akan berakhir di Tron: Ares saja. Masih ada banyak cerita yang bisa disampaikan, dan berujung pada satu pertanyaan: Sudah siapkah manusia hidup berdampingan dengan AI?

Tron: Ares telah tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Oktober 2025.

4. FAQ

Athena, program yang bekerja di bawah Ares. (IMDb)
Athena, program yang bekerja di bawah Ares. (IMDb)
  1. Kapan film Tron: Ares tayang di bioskop?
    Film ini dijadwalkan rilis secara global, termasuk di Indonesia, pada tanggal 10 Oktober 2025. Penonton bisa menikmatinya dalam berbagai format premium seperti IMAX, Dolby Cinema, dan 4DX.
  2. Siapa saja pemeran utama dalam Tron: Ares?
    Film ini dibintangi oleh Jared Leto sebagai Ares, program AI canggih dari dunia digital. Ia ditemani oleh Greta Lee sebagai Eve Kim, CEO ENCOM, dan Evan Peters sebagai Julian Dillinger. Aktor legendaris Jeff Bridges juga kembali sebagai Kevin Flynn.
  3. Apa yang membedakan Tron: Ares dari film Tron sebelumnya?
    Berbeda dari Tron (1982) dan Tron: Legacy (2010), kali ini bukan manusia yang masuk ke dunia digital, melainkan AI dari dunia digital yang datang ke dunia nyata. Konsep ini membalikkan narasi klasik dan memperdalam eksplorasi etika teknologi.
  4. Siapa yang menyutradarai dan menggarap musik film ini?
    Disutradarai oleh Joachim Rønning, film ini juga menampilkan musik dari band industrial rock Nine Inch Nails, dengan Trent Reznor dan Atticus Ross sebagai produser eksekutif soundtrack.
  5. Apakah film ini cocok untuk semua usia?
    Tron: Ares mendapat rating remaja 13 tahun ke atas, menandakan adanya adegan aksi dan tema yang lebih dewasa. Cocok untuk remaja dan dewasa yang menyukai fiksi ilmiah dengan kedalaman filosofis.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us

Latest in Entertainment

See More

Review Tron: Ares, Program Digital Muncul di Dunia Nyata!

08 Okt 2025, 13:00 WIBEntertainment