Venom: Let There Be Carnage Lebih Asyik, Ini Reviewnya!

Meski penayangannya telat di Indonesia, akhirnya fans bisa menyaksikan film kedua Venom. Seperti apa review dari film Venom: Let There Be Carnage? Simak selengkapnya di bawah ini.
Andy Serkis, pemeran karakter ikonik seperti Gollum, King Kong, dan Caesar, kebagian tugas untuk menyutradarai film Venom ini. Sebagai seorang aktor yang dikenal lewat akting suara dan motion performance-nya, bagaimana sang Ulysses Klaue dari Black Panther ini mewujudkan film Venom versinya sendiri?
Lahirnya simbiot baru, Carnage

Beberapa waktu berselang setelah Eddie Brock menggagalkan wawancaranya dengan pembunuh berantai Cletus Kasady, ia kembali mendapatkan kesempatan untuk menguak lokasi mayat yang disembunyikannya. Venom, simbiot yang hidup di tubuh Eddie, menemukan petunjuk soal lokasi mayat itu.
Sontak, penemuan mayat korban Cletus membuat hukuman matinya dipercepat. Eddie diundang untuk menghadiri eksekusi Cletus. Si pembunuh memprovokasi Eddie, yang membuat Venom marah. Cletus menggigit lengan Eddie dan tak sengaja memasukkan potongan simbiot Venom ke mulutnya.
Saat dieksekusi, simbiot di tubuh Cletus melawan dan akhirnya mengambil alih tubuhnya. Terlahir sebagai Carnage, Cletus dan simbiotnya melarikan diri. Tujuannya adalah mencari sang kekasih Frances Barrison yang saat itu ditahan di Institut Ravencroft.
Keadaan diperparah saat Eddie dan Venom bertengkar sampai akhirnya Venom meninggalkan tubuh Eddie. Detektif Patrick Mulligan yang memegang kasus Cletus mengabari bahwa Eddie akan diincar oleh Cletus dan Frances. Tanpa Venom, apa yang akan Eddie lakukan untuk melawan Cletus dan Carnage?
Review Venom: Let There Be Carnage

Mengadaptasi lini cerita Lethal Protector, sebagaimana yang sering Venom sebutkan, film kedua Venom ini semakin nyaman mengeksplor chemistry antara Eddie Brock dan Venom. Simbiosis antara keduanya terlihat seperti dua orang yang saling benci tapi saling butuh, dan keduanya sudah saling nyaman dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Keahlian Andy Serkis sebagai pengisi suara veteran, mampu diturunkan kepada Tom Hardy yang juga dikenal lewat akting suaranya, serta Woody Harrelson yang merupakan tipe aktor berbeda dengan keduanya. Masing-masing bisa memerankan Venom dan Carnage dengan baik dan dramatis.
Alur film keseluruhan terasa lebih enjoyable dan terasa… kocak? Venom yang sangat menyeramkan benar-benar menerima dirinya dan juga Eddie sebagai pecundang, dan mereka punya banyak interaksi lucu.
Kekurangan film ini ada pada sosok Carnage. Ia tidak terasa seperti sebuah ancaman besar, padahal di komik Carnage merupakan salah satu musuh terganas yang harus dihadapi Venom. Pembawaan film ini hanya menjadikan Carnage sebagai musuh selingan, stopgap sebelum ancaman yang lebih besar hadir.
Tapi secara keseluruhan, Venom: Let There Be Carnage merupakan peningkatan dari film pertamanya yang seperti masih meraba-raba tone yang ingin dicapai. Film ini jadi semacam pemanasan sebelum nonton Spider-Man: No Way Home yang akan hadir bulan Desember mendatang. Ya, pemanasan dalam arti kiasan dan juga yang sebenarnya.