Seleksi CPNS Bertema Squid Game di Jawa Timur Disorot TV Korea Selatan

Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kanwil Kemenkumham Jawa Timur (Jatim) yang bertema Squid Game disorot oleh TV dan radio asal Korea Selatan yaitu MBC.
Petugas yang mengawas jalannya SKD CPNS itu menggunakan kostum ala pink soldier di Squid Game, lengkap dengan topeng bersimbol segitiga, lingkaran, dan persegi.
Seleksi CPNS Bertema Squid Game di Jawa Timur

Seleksi CPNS di Jawa Timur yang bertema Squid dGame itu berlangsung di halaman Gedung Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pada Rabu (20/10/2021).
Peserta seleksi CPNS yang menunggu di halaman depan diarahkan untuk menghadap ke Graha Widya. Kemudian sirine berbunyi dan muncul lima pink soldier.
Kemunculan para pink soldier ala serial Netflix asal Korea Selatan itu disambut antusias oleh para peserta yang bertepuk tangan.
Dilansir Detik, hal ini sengaja dilakukan panitia agar suasana seleksi CPNS terasa berbeda dan tidak monoton. Mereka juga berencana menentukan tema berbeda setiap harinya.
“Kami ingin membuat peserta lebih rileks dan bahagia,” ujar Krismono, Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim.
Disorot TV Korea Selatan
Diselenggarakannya seleksi CPNS di Jawa Timur dengan tema Squid Game sampai disorot oleh TV asal Korea Selatan yaitu MBC.
“Para pengawas ujian mengenakan jubah pink dan topeng hitam seperti agen Squid Game sambil menenteng senjata. Mereka berbaris dan mendampingi para peserta ujian (CPNS),” bunyi laporan MBC pada Senin (25/10).
Kabar ini pun viral di media sosial. Salah satu akun yang membahasnya adalah Twitter @tvindonesiawkwk yang mengunggah tangkapan layar berita seleksi CPNS Jawa Timur tersebut di TV asal Korea Selatan.
“Nyampe Korea,” tulis akun @tvindonesiawkwk.
Dikritik
Digelarnya seleksi CPNS bertema Squid Game di Jawa Timur ini sempat menerima kritik dari berbagai pihak. Salah satunya dari pakar kebijakan publik Universitas Airlangga, Gotadi Tegas Supramudyo.
Dilansir CNN Indonesia, Ia berpendapat bahwa tema Squid Game di seleksi CPNS itu tidak elok dan berpotensi menjadi pemborosan anggaran negara untuk membeli kostum dan propertinya.
Selain itu, berbagai kritik juga dilontarkan netizen. Namun usai disorot oleh media asal Korea Selatan, seorang netizen menjelaskan bahwa gelaran itu malah dapat respons positif dari netizen asal Negeri Ginseng tersebut.