Selama masa Perang Dunia II, J Robert Oppenheimer memimpin tim ilmuwan yang ditugaskan untuk menciptakan senjata yang mampu mengubah jalannya perang.
Proyek tersebut dinamakan Manhattan Engineering District, atau dikenal sebagai Proyek Manhattan.
Ketika Proyek ini diluncurkan pada kuartal ketiga 1942, penelitian Oppenheimer tentang bom atom sudah sangat dalam.
Jenderal Leslie Groves, direktur Proyek Manhattan, mengakui kepiawaian Oppenheimer tersebut.
Bahkan, ahli sejarah bernama Alex Wellerstein turut mengungkapkan Oppenheimer terlihat dalam setiap tahapan penting pengembangan bom atom.
Kemudian, kurang dari tiga tahun setelah Groves menunjuk Oppenheimer sebagai direktur pengembangan senjata, Amerika menjatuhkan dua bom atom di Jepang.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan pada kota Hiroshima dan pada 9 Agustus 1945 di kota Nagasaki.
Jumlah korban meninggal di kedua kota tersebut tercatat antara 129.00 hingga 226.000 orang.
Tingginya korban akibat bom itu membuat Oppenheimer sangat menyesal. Dua bulan setelah bom atom dijatuhkan di Jepang, Oppenheimer mundur dari jabatannya sebagai direktur Laboratorium Los Alamos.
Pada tahun 1947 hingga 1952, Oppenheimer menjabat sebagai penasihat Komisi Energi Atom Amerika Serikat.
Posisi ini dia manfaatkan untuk mendorong perlunya kontrol internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir .
Dia juga mendesak untuk penghentian perlombaan senjata antara AS dan Uni Soviet.