Memasuki 6 jam balapan, acara balap yang diadakan pada 10 Januari ini mulai dilanda hujan. Balapan pun masih terus dilanjutkan mengingat hujan masih dikategorikan ringan. Namun, disaat balapan memasuki jam ketujuh, hujan semakin deras dan race director melayangkan bendera merah atau yang dikenal dengan red flag.
Sejatinya, red flag sangat jarang terjadi di balapan. Kondisi ini umumnya terjadi apabila ada kejadian fatal yang dapat membahayakan pengendara lainnya, seperti kecelakaan di Macau pada seri FIA GT World Cup di bawah ini.
Pada kasus 24H Dubai, hujan yang semakin deras akan membahayakan pengendara. Disamping dari penglihatan yang semakin buram karena semprotan air dari mobil lain, jalanan pun semakin licin dengan tingkat grip yang sangat rendah.
Jika diteruskan, bisa saja kecelakaan fatal akan menghantui pengendara lainnya. Wah, bahaya juga ya?
<em>Sumber: Speedcafe.</em>
Setelah red flag diinstruksikan ke seluruh pengendara, seluruh mobil diparkirkan di belakang garis start dengan mobil safety yang memimpin di depan. Pengendara pun akhirnya meninggalkan mobil mereka.
Berharap hujan segera berhenti, banjir pun melanda beberapa jam setelahnya. Tidak hanya Dubai Autodrome saja, ternyata seluruh Dubai juga dilanda kebanjiran!
<em>Sumber: Khaleej Times.</em>
Hal ini tentu memberikan banyak permasalahan bagi penduduknya. Dilansir dari Khaleej Times, diberitakan bahwa banyak sekolah di Arab yang harus berhenti beroperasi dikarenakan banjir yang melanda.
Kembali menuju 24H Dubai, Creventic dan Dubai Autodrome harus menyelesaikan seluruh acara sesuai persetujuan yang diberikan. Alhasil, tim Black Falcon dengan mobil Mercedes Benz AMG GT3 bernomor 4 jatuh sebagai juara satu, disusul dengan Car Collection Motorsport di peringkat kedua. Peringkat ketiga dimenangkan oleh WRT dengan mobil yang sama dengan Car Collection, Audi R8 LMS Evo GT3.
Amat disayangkan, acara yang ditunggu-tunggu penggila balap harus berhenti lebih awal karena Dubai kebanjiran. Semoga acara selanjutnya bisa lebih mantap lagi!