Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Kontroversial! Ini 7 Teori Konspirasi Virus Corona yang Sempat Viral, Apa Saja?

Penyebaran virus corona memang semakin meluas. Hal ini tentu saja membuat semua orang yang ada di dunia semakin khawatir. Belum lagi ada banyaknya teori konspirasi yang bermunculan mengenai virus corona.

Ya, ada rumor yang mengatakan bahwa virus ini adalah senjata biologis, sengaja dilepaskan dari lab, dan ada pula yang mengabarkan bahwa wabah ini berasal dari luar angkasa.

Hingga saat ini, sudah ada sejumlah teori konspirasi virus corona populer yang menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Apa sajakah teori konspirasi tentang virus corona itu?

Teori 1: “Virus corona dilepaskan dari laboratorium Tiongkok”

vox.com

Banyak yang menduga bahwa virus corona atau yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 ini berasal dari laboratorium Tiongkok. Mereka sengaja dibuat dan dilepaskan sebagai bioweapon atau senjata biologis.

Bagaimana kenyataannya? Menurut jurnal dari Scripps Research yang sengaja menginvestigasi hal ini, anatomi SARS-CoV-2 sangatlah natural. Tidak terlihat campur tangan laboratorium di dalamnya.

Studi tersebut juga menyebut bahwa virus ini sangat mirip dengan yang sering ditemukan pada kelelawar dan pangolin. Itu artinya mereka benar-benar alami.

Teori 2: “Wabah virus memang terjadi setiap 100 tahun”

asianetnews.com

Tahun dengan angka belakang “20” kabarnya merupakan tahun yang terkutuk. Berikut ini penjabarannya:

Tahun 1720: terjadi peristiwa Black Death, wabah pes yang sempat membunuh 50 juta orang di dunia;Lalu tahun 1820: wabah kolera pertama ditemukan, penyakit mematikan yang sering mewabah di sebagian negara di dunia;Tahun 1920: wabah flu Spanyol, menginfeksi 500 juta orang atau sepertiga populasi dunia saat itu.

Seratus tahun kemudian, pandemi COVID-19 pun terjadi. Hal ini meyakinkan banyak orang bahwa virus memang menyerang dunia setiap seratus tahun sekali. Namun apakah teori ini benar?

Sayangnya hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa ini merupakan pola yang pasti. Menurut AFP Fact Check, sebagian virus memang bersifat musiman dan memiliki siklus tapi mereka tentu tidak mengikuti pola-pola seperti yang disebutkan.

Lagi pula, tahun yang disebutkan pada wabah-wabah itu pun tidak tepat, hanya perkiraan puncaknya saja. Black Death mulai terjadi pada 1720 hingga 1722, kolera terjadi mulai 1817, sedangkan flu Spanyol merebak pada 1918 hingga 1920.

Teori 3: “Virus corona berasal dari luar angkasa”

rtl.fr

Teori yang satu ini dikemukakan pertama kali oleh Chandra Wickramasinghe, seorang ahli astronomi dan astrobiologi. Menurutnya, virus corona bisa jadi datang bersamaan dengan komet atau batuan luar angkasa yang jatuh ke Bumi sekitar Oktober 2019 di Tiongkok bagian Utara.

Ternyata memang benar bahwa ada batuan luar angkasa yang jatuh di sekitar wilayah Tiongkok. Akan tetapi tidak ada meteorit yang sampai ke tanah. Selain itu, klaim ini tidak bisa dibuktikan, karena selama ini, tidak ada tanda kehidupan di luar angkasa.

Teori 4: “Pasien nomor nol virus corona berasal dari Amerika Serikat”

cnn.com

Penelusuran mengenai pasien nomor nol atau “patient zero” dari COVID-19 sempat dilakukan pada Maret lalu di Tiongkok, negara pertama yang terinfeksi. Namun pada pertengahan Maret lalu, seorang pejabat Tiongkok bernama Lijian Zhao menuding bahwa patient zero tersebut sebenarnya berasal dari Amerika Serikat.

Mungkin saja tentara Amerika Serikat yang membawa epidemi ini ke Wuhan. Ayo transparan! Buka datamu ke publik! Amerika Serikat berhutang penjelasan kepada kita,” tulis Zhao.

Tidak ada yang tahu kenapa Zhao bisa membuat pernyataan seperti itu. Namun lagi-lagi, teori konspirasi tersebut tidak bisa dibuktikan. Nyatanya, sembilan kasus yang pertama dilaporkan berasal dari penduduk di provinsi Hubei, Tiongkok. Akan tetapi siapa orang yang pertama tertular tidak diketahui.

Teori 5: “Kartun The Simpsons memprediksi pandemi COVID-19”

galamedianews.com

Kartun keluarga The Simpsons memang terkenal dengan prediksi-prediksinya terhadap masa depan. Namun pada Februari hingga Maret lalu, warganet dihebohkan dengan beredarnya episode The Simpsons tahun 1993 yang diklaim memprediksi terjadinya wabah virus corona.

morningpicker.com

Sayangnya, tidak. Ternyata tulisan yang tertera sebenarnya bukanlah Corona Virus, melainkan Osaka Flu. Artinya, informasi ini termasuk ke dalam kategori hoaks. Dilansir dari Reuters, Bill Oakley sang penulis naskah mengatakan bahwa episode tersebut ditulis berdasarkan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Teori 6: “COVID-19 bukan disebabkan oleh virus melainkan radiasi 5G”

network.chimpreports.com

Teori konspirasi berikutnya mengatakan bahwa pandemi yang sedang terjadi ini bukan disebabkan oleh virus, melainkan radiasi 5G. Pasalnya pada November 2019 lalu, Tiongkok memang sedang membangun sarana dari teknologi terbaru itu.

Menurut teori tersebut, gelombang yang dihasilkan 5G merusak oksigen dalam pembuluh darah kita. Itulah alasan kenapa banyak orang yang tiba-tiba jatuh dan pingsan di Tiongkok.

5G memang telah menuai kontroversi. Namun tidak ada bukti bahwa layanan tersebut bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.

Teori 7: “Novel tahun 1981 telah memprediksi virus corona”

msn.com

Teori konspirasi terakhir ini sempat viral di berbagai media sosial, terutama Twitter. Sekitar Maret, beredar beberapa gambar dari novel berjudul The Eyes of Darkness yang ditulis oleh Dean Koontz. Di sana tertulis sejumlah prediksi mengenai pandemi virus corona.

Sekitar tahun 2020 penyakit seperti pneumonia akan menyebar di seluruh dunia, menyerang paru-paru dan bronkus serta menolak semua perawatan yang ada…

Mereka menyebut benda (virus) itu ‘Wuhan-400’ karena ini dikembangkan di dalam lab RDNA yang berada di luar Wuhan, dan ini merupakan mikroorganisme buatan yang ke-400 di pusat riset tersebut.”

Sebenarnya nama virus tersebut adalah “Gorki-400”, yang menurut alur novel berasal dari Rusia. Dilansir dari South China Morning Post, nama tersebut diganti menjadi “Wuhan-400” ketika buku dicetak ulang pada tahun 1989.

Di novel tersebut, virus diceritakan menjadi senjata biologis dan memiliki tingkat kematian 100 persen. Orang-orang akan mati hanya dalam 12 hingga 24 jam. Berbeda dengan COVID-19 yang memiliki masa inkubasi hingga 14 hari dan tingkat kematian sekitar enam persen di dunia.

Dean Koontz memang mendeskripsikan virus tersebut dengan sangat nyata di novelnya. Namun sekali lagi, itu hanyalah karangan fiksi.

Sumber: idntimes.com

Share
Topics
Editorial Team
Leonanda Ferry
EditorLeonanda Ferry
Follow Us