Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Tradisi balon udara Ponorogo di hari lebaran belakangan menjadi sorotan dan justru dilarang apalagi dengan adanya pemasangan petasan.

Dilansir dari berbagai sumber, polsek Babadan Ponorogo, Jawa Timur, amankan puluhan balon udara dan petasan.

“Kegiatan penerbangan balon udara tanpa awak dan membunyikan petasan merupakan tradisi masyarakat Ponorogo setiap tahun pada saat Idul Fitri, namun hal tersebut saat ini dilarang,” ujar Iptu Yudi Kristiawan, kapolsek Babadan Ponorogo, seperti yang dikutip dari timesindonesia.

Balon Udara Jatuh di Bandara Ahmad Yani

sumber gambar: cnnindonesia

Pelepasan balon udara Ponorogo sebelumnya menjadi tradisi yang diadakan setiap lebaran.

Namun tradisi tersebut ditenggarai bisa membawa masalah polusi ketika turun di daerah lain karena terbawa angin, hingga mengganggu penerbangan.

Pada hari minggu (24/5) bahkan terjadi insiden yang cukup berbahaya ketika balon udara terjatuh di bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang.

AirNav Indonesia Cabang Semarang bahkan langsung menerbitkan Notice To Airmen (NOTAM), walau saat itu sedang tidak ada aktivitas penerbangan.

Ditambah Petasan

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, ada modifikasi balon udara yang dipasangkan dengan petasan.

Bahkan kejadian pemasangan petasan ke balon udara sudah memakan korban ketika sedang meracik balon udara dengan mesiu untuk petasan di Malang.

Kejadian tersebut sontak menjadi sorotan karena petasan atau mercon memang berbahaya dan sudah ada imbauan atau bahkan peraturan pelarangan .

Warga Menyerahkan Balon Udara

Sumber gambar: kompas.com

Khawatir akan bahaya dan juga akan adanya bayangan hukum karena menerbangkan balon udara, ada warga di Ponorogo yang menyerahkan balon udara ke polisi.

Dikutip dari Kompas.com, hingga Senin malam sudah ada 12 balon udara yang diserahkan oleh warga dari lima desa dengan sukarela.

“Penyerahan balon udara oleh warga sudah sejak H – 2 Lebaran. Sampai hari ini (Senin) sudah ada 12 balon udara (yang diserahkan),” kata Kapolsek Somoroto Kompol Nyoto, seperti dikutip dari kompas.com.

Apa Itu Tradisi Balon Udara Ponorogo

Sumber gambar: klikjatim

Balon Lebaran Ponorogo disebutkan telah diberlangsung sejak abad ke 15. Masyarakat Ponorogo awalnya menyebut dengan “umbulan” atau “ombolan” yang berarti menerbangkan seperti bulan.

Dalam perkembangannya, yang diterbangkan seperti bulan berkembang menjadi balon udara dengan ukuran besar, sehingga ketika berada di udara akan bisa tetap terlihat.

Namun menjadi kontroversi karena ketika balon udara jatuh, tidak ada yang bisa memastikan akan jatuh dimana, bahkan bisa membahayakan. Belum lagi ketika di udara bisa mengganggu penerbangan dan teridentifikasi sebagai unidentified flying objek.

Editorial Team