9 Budaya yang Bikin Mahasiswa Indonesia Heran saat Kuliah di Jepang dan Amerika

Jika kamu memilih untuk kuliah di luar negeri, pastinya dirimu harus menyesuaikan budaya negara tersebut. Sama seperti para mahasiswa yang kuliah di Jepang dan Amerika Serikat ini loh. Mereka juga harus menyesuaikan dirinya dengan budaya di Jepang dan Amerika.
Dalam chanel youtube Nihongo Mattapu, Jerome Polin pemilik chanel dan juga berstatus sebagai mahasiswa Indonesia yang berstudi di Universitas Waseda Jepang mengajak temannya, Leo, mahasiswa Indonesia yang mengambil studi di Amerika menceritakan pengalaman mereka dengan budaya tempat di mana mereka menempuh pendidikan.
Berikut 9 culture shock alias budaya yang bikin mahasiswa Indonesia heran saat sekolah di Jepang dan Amerika, menurut Jerome dan Leo.
1. Biaya pendidikan di Amerika lebih mahal dari Jepang

2. Tidak ada masa orientasi mahasiswa di Jepang dan Amerika

Jika di Indonesia setelah berkenalan bisa keluar untuk makan siang bersama dan menjadi akrab. Bahkan masa orientasi kesempatan untuk mencari teman.
Di Jepang dan Amerika tidak berlaku demikian, tidak ada masa orientasi. Hal itu membuat setelah kelas selesai mereka kembali sendiri lagi. Kecuali jika sebelumnya pernah satu sekolah yang sama maka mereka akan bergerombol sendiri.
3. Cara absensi mahasiswa Jepang dengan barcode

4. Kehadiran dosen di Jepang dan Amerika selalu hadir

Di Jepang dan US memiliki persamaan dosen selalu hadir. Dari pertama kali masuk sudah diberitahukan kapan dosen tidak hadir atau jika mendadak selalu ada pemberitahuan sebelumnya.
Berbeda dengan di Indonesia yang dikenal karena siswa atau mahasiswa akan jam kosong karena dosen tidak memberitahu atau terlambat memberitahu jika tidak bisa hadir.
5. Tidak ada grup chat kelas baik di Jepang maupun di Amerika

6. Di Jepang baru mengenal laptop atau komputer saat menjadi mahasiswa

Menurut Jerome perbedaan Jepang dan Indonesia adalah di Jepang penggunaan komputer atau laptop justru dilakukan ketika baru menginjak kuliah, sedangkan di Indonesia dari SMP atau SMA sudah dikenalkan komputer.
Hal tersebut membuat orang Jepang jika mengetik masih dengan satu jari, sedangkan orang Jepang jika melihat Jerome mengetik dengan cepat merasa terkesima karena lincah. Berbeda dengan US setiap kelas di kampusnya difasilitasi dengan komputer, mesin fotocopy dan proyektor tentu lebih maju.
7. Panggilan untuk dosen di Amerika dengan memanggil nama dosen

8. Baik di Jepang maupun di Amerika tidak ada sosialisasi pertemanan di Kampus

Jepang dan Amerika memiliki persamaan dalam pertemanan sosial. Di Kampus mereka jarang sekali memiliki teman, bahkan mereka hanya berkomunikasi jika berkenalan dikelas karena tugas. Setelah tugas selesai, di luar mereka seperti tidak pernah saling mengenal dan tidak saling menyapa.
Dalam chanel youtube Nihonggo Mattapu, Jerome mengatakan seharian di kampus dia bisa diam tidak berkomunikasi sama sekali. Maka pelampiasannya sering ke media sosialnya.
9. Di Jepang ketika akan menambahkan teman di media sosial harus ijin terlebih dahulu

Penggunaan media sosial di Jepang sangat unik, karena setiap akan menambahkan sebagai teman di media sosial harus izin terlebih dahulu. Media sosial orang Jepang sangat privasi, pertemanan di media sosialnya juga hanya teman yang dikenal saja.
Bahkan orang Jepang kebanyakan jarang mengambil foto diri sendiri seperti selfie atau swaselfie, untuk nama akun media sosial mereka juga kebanyakan tidak menggunakan nama sendiri.
Di US penggunaan media sosial sama seperti di Indonesia tidak berbeda jauh. Tidak perlu melakukan izin terlebih dahulu ketika akan follow teman.
Sumber: idntimes.com