Kenapa Pas Ngaca Kelihatan Cakep Tapi Pas Difoto Jelek? Ini Jawabannya!

Pernah gak sih slur kamu mengalami momen di mana, udah ngaca dan kelihatan cakep tapi pas difoto malah keliatan jelek? Kalau iya, berarti kamu wajib simak ulasan ini sampai habis.
Ternyata ada alasan logis di balik fenomena cakep di kaca dan jelek saat difoto slur. Langsung saja simak ulasan terkait fenomena tersebut di bawah ini!
1. Distorsi kamera merombak ulang proporsi penampilanmu

Ada suatu masanya kamu menyadari bahwa dahi atau hidungmu terlihat lebih besar di foto, daripada yang sebenarnya. Ya, matamu gak salah, karena itu merupakan efek distorsi kamera, terutama kamera untuk selfie.
Beberapa fotografer menyatakan bahwa 90% klien mereka lebih merasa puas, ketika hasil foto mereka dirotate secara horizontal seperti cermin. Dilansir dari photofeeler, penyebab utama dari distorsi kamera adalah objek fotonya berjarak terlalu dekat dengan lensanya.
Banyak fotografer ahli berpendapat bahwa tipe lensa yang digunakan juga sangat berpengaruh. Misalnya lensa wide angle seperti yang ada di kamera ponsel kita itu jelas-jelas membuat segala sesuatu lebih besar.
2. Berubah dari 3D menjadi 2D akan menciptakan ilusi optik, sementara itu otakmu bekerja seperti Photoshop

Mata kita (dengan bantuan otak kita) secara otomatis mengadaptasi diri sesuai tingkat gelap dan terang yang ada di sekitar. Kamera kita gak secanggih itu. Kamera bisa diatur untuk fokus pada highlight atau bayangan, tapi gak bisa keduanya sekaligus.
Hasilnya, kita mendapatkan foto yang terlalu gelap, atau terlalu putih menyala nyaris rata. Namun tenang saja, versi aslimu memang tidak terlihat seperti yang di kamera kok.
Dilansir dari escapistmagazine, dalam kehidupan nyata, penglihatan kita otomatis fokus pada objek tertentu dan menyingkirkan objek lain yang kurang penting dengan sendirinya, misalnya saat kita memandang orang lain atau wajah kita sendiri di kaca.
Sementara itu, foto menangkap semua yang terlihat pada lensa sehingga fokus penglihatanmu bisa terganggu oleh objek lainnya. Mengingat bahwa ukuran foto lebih kecil dari objek aslinya.
3. Pergerakan sangat-sangat berpengaruh pada penampilan seseorang, tapi tidak begitu pada foto

Foto itu statis, tapi manusia tidak. Karena kita selalu bergerak setiap saat, cara wajah bergerak menjadi persepsi penting seseorang dalam mengidentifikasi fitur wajah mereka. Senyum nanggung maupun penuh yang tertangkap kamera.
Jelas akan dianggap tidak semenarik gerakan senyum ramah seutuhnya yang kamu lihat di cermin. Kehilangan aspek pergerakan dalam foto ini adalah segalanya. Lebih jauh lagi, orang cenderung menunjukkan ekspresi aneh di foto yang hampir gak ada orang sadar di kehidupan sehari hari.
Itu karena kita mengingat rata-rata kumulatif ekspresi wajah daripada tiap pergerakan spesifiknya. Kadang kita akan mendapatkan foto yang sangat jelek daripada penampilan kita yang seharusnya.
4. Atraktif dan fotogenik itu dua hal yang berbeda, hanya karena kamu atraktif, belum tentu kamu fotogenik, begitu juga sebaliknya

Seseorang bisa terlihat di foto secara jauh berbeda dari penampilan aslinya. Tentunya itu sebagai hasil intervensi berbagai faktor pendukung foto tersebut, misalnya: pencahayaan, pose, angle/sudut ambil gambar dan lain sebagainya.
Untuk menjadi fotogenik, perlu ada latihan dan pengalaman, meskipun dalam beberapa kasus tertentu, itu bisa didapatkan secara alami.
Dilansir dari observer.com, orang yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap kurang menarik, bisa menjadi fotogenik dengan pengalaman dan uji coba yang terus mereka lakukan.
Jadi, wajar kan jika kamu terlihat lebih ganteng/centik di cermin daripada di hasil foto. Kamu lebih ganteng/cantik sebagai manusia seutuhnya kok, dengan segala pergerakan dan ekspresi tulus yang kamu lakukan.
Karena itu kamu gak perlu terlalu memikirkan bagaimana dirimu terlihat di foto atau media sosial, karena dirimulah secara nyata yang paling berarti. Jadi jangan takut meski kamu ngaca cakep tapi difoto jelek!
Sumber : IDN Times