Crossplay di Ruang Publik Meresahkan? Ini Kata Sepuh Cosplayer

Aksi crossplay atau cosplay berlawanan jenis kelamin di ruang publik baru-baru ini sempat membuat penikmat event Jejepangan resah.
Crossplayer tersebut diketahui adalah seorang pria yang mengenakan pakaian wanita berbahan tipis atau berupa pakaian dalam (lingerie). Kemunculan sosok itu membuat komunitas cosplay resah dan khawatir bahwa hobi cosplay bisa dipandang buruk oleh masyarakat umum.
Sebenarnya apa yang membuat aksi crossplay ini meresahkan? Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan saat bertemu seorang crossplayer yang mengenakan kostum terbuka?
Ini kata tokoh komunitas cosplay soal crossplay di ruang publik
GGWP.ID berbincang dengan seorang tokoh di komunitas cosplay Indonesia, yaitu Zhuge Kamiya. Menurutnya, kejadian ini seharusnya bisa terhindar jika common sense atau nalar dan akal logika digunakan.
“Pertama, busana yang dikenakan nggak sesuai tempat secara nalar. Hampir tidak ada orang sengaja ke tempat publik pakai lingerie,” kata Zhuge. “Kedua, ditambah lingerie itu busana untuk wanita kan, tapi dalam hal ini dipakai pria, maka ketidak sesuaian secara nalar double dong, hehe. Jika pun ada konteksnya tentu (untuk) ranah private.”
Zhuge khawatir jika nantinya jika hal ini diwajarkan, akan membuat masyarakat berpikir yang tidak-tidak. “Meskipun memang misal tujuannya have fun, still itu represent golongan lain, kasarnya nyenggol, karena kan emang secara umum pria berbusana itu pasti ada anomali kejiwaan dalam konteks seksual,” lanjutnya.
Puncaknya, Zhuge tidak ingin sampai ada kasus kekerasan yang timbul dari kejadian ini. “Jika sudah wajar di event kita, kemudian ada orang sumbu pendek, menyebabkan kekerasan terhadap siapapun yang beraksi seperti itu, maka bisa dibayangkan dampaknya,” sambung Zhuge.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menghindari kejadian tersebut? Menurut Zhuge, kesadaran dari pihak cosplayer untuk menentukan pilihan kostum mereka yang sesuai dengan kondisi event, dan juga event organizer yang bisa melarang pengunjung dengan pakaian yang kurang pantas, sangat penting.
“Event juga sebaiknya memberikan himbauan batasan-batasan yang sesuai dengan komunitas, terutama yang berkaitan dengan aksi yang dinilai tidak wajar secara umum,” jelas Zhuge.
Ia juga menambahkan, bahwa para pengunjung event juga sama-sama punya tugas penting untuk menjaga kelangsungan hobi cosplay. “Satu lagi, teman di sekitarnya termasuk kita yang ada di komunitas mengingatkan,” tutup Zhuge.