Dentuman keras drum dan petikan distorsi gitar yang gahar menjadi ciri khas musik death metal. Atas dasar beringasnya musik yang mereka mainkan, kerap kali para musisinya dicap sangar.
Namun, siapa sangka, dibalik musik keras yang dimainkan Donald Tardy dengan Obituary ternyata dirinya mendedikasikan setengah hidupnya untuk hewan terlantar, khususnya kucing.
Hewan terlantar memang menjadi isu penting yang sering dianggap remeh oleh masyarakat luas. Untuk menanggulangi masalah ini mmerlukan banyak tenaga waktu, dan juga biaya. Mengingat, membantu mereka tidak hanya sesederhana memberi mereka makanan, namun dapat memberikan timbal balik dengan kehidupan manusia ke depannya.
Mengutip blabbermouth.net, “Donald merawat lebih dari 20 koloni kucing, per koloni minimal berisi dua ekor kucing, yang lain dengan hampir 30. Dengan hati-hati dia selalu melindungi lokasi mereka; karena beberapa orang mampu melakukan kekejaman yang tak terbayangkan.”
“Setiap hari dia memeriksa gengnya tersebut, memberi makan kucing tersebut, dan bila perlu, mengantar mereka ke dokter hewan untuk mendapatkan perawatan terbaik.”
“Dia juga secara rutin melakukan TNR atau trap, neuter, release (kegiatan menangkap kucing liar, dikebiri, dan kemudian dilepasliarkan kembali). Kalo dia merasa kucing-kucing tersebut siap untuk diadopsi, dia akan rajin mencarikan rumah baru buat kucing-kucing itu.”
Dengan koloni kucing yang tidak sedikit itu Donald menghabiskan sekitar $20.000 (Rp 285 juta) selama setahun! Bayangkan berapa uang yang harus ia rogoh sejak tahun 2011 itu gengs.
Nggak hanya itu, bersama bandnya Obituary; Donald mengadakan kampanye bertajuk Metal Meowlisha yang menggalang dana untuk menolong kucing-kucing terlantar tersebut. Bahkan saking cintanya dengan hewan lucu ini Donald Tardy pernah menerjang badai Irma yang menerpa Florida 2017 lalu, demi menyelamatkan seekor anak kucing yang cedera akibat badai tersebut.
Tentu saja hal yang dilakukan Donald Tardy menjadi sebuah contoh bahwa penampilan bukanlah menjadi aspek penilaian kepribadian seorang manusia. Tak hanya itu , ia membuktikan bahwa musisi death metal juga memiliki sifat kemanusiaan yang tinggi.