5 Fakta Agama Sikh di Indonesia yang Sering Dikira Campuran Islam dan Hindu

Apakah kamu tahu bahwa masih banyak agama-agama lainnya di luar sana termasuk agama Sikh, berikut ini fakta agama Sikh.
Meski jarang mendapat sorotan, ternyata sudah ada sekitar 10-15 ribu warga Indonesia penganut agama yang berasal dari Punjab, India ini, loh.
Asumsi kebanyakan orang, Sikhisme lahir dari perpaduan Islam dengan Hindu. Apakah benar demikian?
Menurut pemuka agama Sikh, Prem Sighn, ajaran yang dibawa Guru Nanak Dev itu tidak beririsan dengan Hindu atau Islam. Meskipun dia mengakui ada sejumlah ritual dan nilai yang terinspirasi dari dua agama tersebut.
“Sebenarnya tidak bisa dikatakan demikian (irisan Hindu dan Islam). Tapi ada nilai-nilai universal yang mirip dengan Hindu dan Islam. Ada juga kok praktik dalam Hindu dan Islam yang dikritik agama Sikh,” kata Prem dilansir dari IDN Times.
Nah, supaya kamu tidak salah memahami apa sih agama Sikh itu, yuk simak ulasannya di bawah ini!
1. Percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Muncul sebagai bentuk protes atas penyelewengan nilai di India

3. Sikhisme masuk ke Indonesia pada awal abad ke-19

Sikhisme masuk ke Indonesia pada awal abad ke-19. Ada tiga jalur utamanya. Pertama, jalur perdagangan yang kebanyakan masuk dari Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kedua, jalur imigran, ada yang masuk dari Tanjung Priok dan pelabuhan di Sumatra. Terakhir, dibawa pasukan Inggris sebagai tentara.
Menurut Prem, ajaran ini mudah diterima masyarakat Indonesia karena Sikhisme bukan agama dakwah, yang memaksa orang-orang untuk menganutnya.
“Sikhisme justru menekankan supaya jadilan pemeluk agama yang benar. Kalau kamu Islam, pahami Islam dengan baik, jangan sampai malah bermusuhan dengan agama lain. Ada banyak di India orang yang mengikuti perkataan Guru Nanak, tapi tetap memegang agamanya,” kata dia.
4. Merawat rambut dan turban adalah identitas penganut Sikhisme

5. Sudah ada 11 rumah ibadah di Indonesia

Adapun rumah ibadahnya disebut Gurdwara, yang berarti jalan menuju Tuhan. Arsitekturnya serupa dengan masjid, karena memiliki kubah. Setiap minggunya mereka melakukan ibadah berupa nyanyian dan doa bersama.
Di samping itu, mereka juga memiliki ibadah harian yang dilakukan sebanyak tiga kali, saat bangun tidur di waktu subuh, saat terbenamnya matahari, dan sebelum tidur.
Untuk rumah ibadah, saat ini jumlahnya ada 11 yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatra. Untuk administrasinya, Gurdwara tercatat dalam Ditjen Binmas Hindu, Kementerian Agama.
Hal inilah yang menyebabkan pembangunan Gurdwara tidak pernah bermasalah. Selain itu, Gurdwara juga dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan keagamaan bagi anak-anak.
“Jadi Kementerian Agama memasukkan Sikh ke dalam Ditjen Binmas Hindu, karena praktik ibadahnya dinilai memiliki beberapa kesamaan. Kami tentu berharap supaya Sikh diakui seperti agama-agama lainnya, walau kami sadar jumlah kami yang sedikit. Meski begitu, sedari awal kami berkomitmen, diakui atau tidak, kami tetap berkarya bagi bangsa Indonesia,” tutup Prem.
Sumber: IDN Times