Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel GGWP lainnya di IDN App

Jauh sebelum Didi Kempot menjadi seperti apa yang kita ketahui saat ini, yaitu The Godfather of Broken Heart ternyata ada sisi lain yang cukup menarik dari penyanyi kelahiran Solo, 53 tahun silam ini. Bahkan beberapa fakta DIdi Kempot ini cukup menarik dan mungkin terlewatkan oleh kalian semua.

Memiliki nama asli Dodi Prasetyo, ternyata Pakde Didi tidak memulai karirnya dengan menyanyikan lagu atau tembang campursari. Berikut beberapa fakta Didi Kempot yang cukup menarik.

1. Awal Karir

Dodi Prasetyo terlahir di keluarga seniman. Berbeda dengan keluarganya yang memilih seni peran sebagai seorang pelawak, Didi Kempot justru memilih jalan sebagai seorang penyanyi. Dia sudah aktif sejak tahun 1980an dengan memulai karir sebagai musisi jalanan dari 1984 hingga 1986.

Lalu pada tahun 90-an Didi Kempot pergi merantau ke Jakarta dan menelurkan album pertama pada tahun 1993 dengan judul Bungkus Saja. Jika sekarang dia terkenal dengan lagu Campursari, pada album ini warna musik yang dia bawakan justru Pop dengan Upbeat Modern.

2. Mulai muncul khas Jawa

Dua tahun berselang, adik kandung Alm Mamiek Podang ini mulai secara perlahan mengadopsi warna musik Jawa ke dalam album barunya yang berjudul Malam Mingguan.

3. Stasiun Balapan legacy

Nah, mungkin diantara kalian sudah tidak asing lagi dengan lagu Pakdhe Didi yang satu ini. Tahun 1999 namanya mulai dikenal dengan tembang campursari legendaris yang berjudul Stasiun Balapan, Sekonyong-konyong Koder dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dari sinilah cikal bakal lagu-lagu campursari mulai familiar dikalangan para millenial dan anak muda yang tergabung dalam satu kesatuan yaitu Sobat Ambyar.

4. Asal nama Kempot

Memiliki nama asli Dodi Prasyeto, dirinya justru mengadopsi nama lain untuk nama panggungnya yaitu Didi Kempot. Terdengar cukup unik dan lucu memang kata Kempot disebagian telinga kita. Namun apakah kalian tahu arti atau asal mula kata Kempot itu?

Kempot adalah singkatan untuk Kelompok Pengamen Trotoar, sebuah grup musisi jalanan yang membawa nama Didi Kempot menuju Jakarta.

5. Menggabungkan seni Jawa dengan unsur Modern

Berbeda dengan kebanyakan penyanyi campursari yang ada di daerah, Didi Kempot tidak melulu tampil dengan balutan baju beskap komplit layaknya abdi dalem. Di beberapa klip video yang dia bintangi, tak jarang dia tampil dengan gaya modern khas anak muda.

Lirik yang dia tuliskan juga sangat cocok dengan kondisi percintaan anak muda jaman sekarang. Oleh karenanya campursari yang dia bawakan sanggup menembus batas antar generasi. Campursari tidak lagi diidentikan dengan lagu orang kampung.

6. Terkenal di Suriname

Nyatanya lagu ciptaan Lord Didi juga tidak hanya terkenal di Indonesia saja, namun hingga ke Suriname. Sebuah negara kecil yang berada di Amerika Selatan. Wah! Go international nih Pakde.

7. Gayanya ditiru Bruno Mars

Memang tidak ada statement atau pernyataan yang mengatakan ini secara langsung sih. Tapi coba kalian lihat gaya Pakde Didi pada sampul album pertamanya yang berjudul Bungkus Saja. Potongan rambut cepak serta gaya pakaian ala 80’an mirip dengan gaya Bruno Mars di lagu 24K Magic kan?

Selain itu juga wajah Pakde Didi di kala muda, terbilang mirip dengan wajah si bang Bruno, bagaimana menurut kalian?

Editorial Team