Aneh! 6 Fakta Karang Kenek, Dusun yang Konon Penduduknya Dikutuk

Indonesia merupakan negara unik dengan banyak hal menarik di dalamnya, mulai dari yang lucu hingga hal misterius. Seperti sebuah dusun bernama Karang Kenek di Situbondo, Jawa Timur ini.
Sekilas dusun ini terlihat seperti desa pada umumnya. Tapi jika ditelusuri lebih jauh, kamu akan menemukan fakta misterius yang ada dibaliknya.
Normalnya suatu daerah akan mengalami penambahan atau penurunan populasi tergantung dari kondisi tempat tersebut.
Tapi tidak dengan Karang Kenek, dusun ini selalu memiliki jumlah KK (kepala keluarga) tetap dari waktu ke waktu. Berikut fakta-fakta dari dusun Karang Kenek yang masih misterius hingga saat ini:
Jumlah KK (kepala keluarga) yang selalu tetap

Desa ini selalu memiliki jumlah KK yang tidak pernah berubah-ubah sejak dahulu. Entah puluhan atau hampir ratusan tahun lalu, jumlahnya akan selalu sebanyak 26 KK.
Hal ini terbukti dari sensus penduduk desa tersebut yang dicatat oleh petugas setempat dari waktu ke waktu jumlahnya selalu sama.
Apa yang terjadi jika mencoba menambah atau mengurangi jumlah KK?

Seperti yang disebutkan sebelumnya, 26 adalah angka mutlak untuk KK yang ada. Setiap kali warga berusaha membentuk keluarga baru, pasti akan selalu ada orang yang meninggal.
Begitu juga jika ada kepala keluarga yang pindah dari desa tersebut, tak lama kemudian pasti akan ada keluarga baru yang pindah ke desa itu untuk menggenapkannya menjadi 26 lagi.
Penduduk percaya ini sebuah kutukan

Fenomena yang sulit dijelaskan ini jelas membingungkan banyak orang, tidak hanya warga desa itu saja bahkan setiap orang yang mendengarnya.
Menurut tetua dusun Karang Kenek, fenoman 26 KK merupakan sebuah kutukan. Berdasarkan kesaksiannya, hal ini disebabkan oleh para pendahulu desa yang marah saat tahu anaknya tidak mau tinggal di tempat itu sehingga muncul kutukan tersebut.
Warga desa selalu mencoba menghilangkan kutukan tersebut, tapi hasilnya?

Mengetahui hal tersebut, para penduduk desa akhirnya mengadakan semacam acara ritual khusus dengan tujuan meminta maaf dan menghapuskan kutukan itu.
Walaupun tidak hanya sekali dua kali saja ritual ini dilakukan, fenomena aneh itu tetap saja tidak hilang dari desa ini.
Karena upaya mereka nampak tak membuahkan hasil, akhirnya para penduduk bersikap pasrah dan menjalani kehidupan mereka tanpa memikirkan hal itu.
Penduduknya hidup tenang dan bahagia

Walaupun terdapat fenoema yang sulit dijelaskan oleh akal sehat tersebut, tapi rupanya penduduk desa disana hidup dengan bahagia dan sejahtera.
Kehidupan disana selalu terjamin, mayoritas penduduknya dapat menghidupi keluarga walaupun sederhana. Hal ini juga lah yang membuat penduduk tidak pernah memikirkan fenomena aneh itu lagi.
Jadi objek wisata

Keanehan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, sehingga menjadikan desa ini didatangi pelancong dari luar daerah.
Hal ini juga yang menjadi salah satu penghidupan penduduk setempat, agar wisatawan yang datang merasa senang dan suka, para penduduk menata dusun mereka menjadi lebih indah dan nyaman.
Untuk berwisata ketempat ini para pelancong cukup membayar tiket sebesar 5 ribu rupiah per orang. memang selalu ada hikmah dibalik segala sesuatu ya.