Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Hasilnya Bikin Kecewa Fans, Ini 3 Film Adaptasi Anime Terburuk!

Kesuksesan yang dapat diraih oleh beberapa anime, membuat sekelompok orang tertarik untuk mengangkatnya ke layar lebar dalam bentuk live action. Sayangnya, hasil dari usaha mereka itu sukses membuat fans kecewa karena tidak sesuai ekspektasi.

Dari Netflix hingga film yang dibintangi aktor A-list, berikut tiga film adaptasi anime terburuk yang pernah dibuat oleh Hollywood.

Death Note

Ingin tahu seberapa parah adaptasi Death Note yang dirilis oleh Netflix? Pertama, alih-alih berlatar di Jepang, film ini justru berlatar di Seattle.

Tidak hanya itu, mereka juga memakai aktor non-Asia sebagai Light Yagami yang namanya diubah menjadi Light Turner (Nat Wolff).

Kedua, Death Note membengkokkan plot dari materi sumbernya yang berkisar seputar moralitas manusia.

Sebagai gantinya, film ini malah membahas percintaan sekolah menengah atas dengan diperkenalkannya Mia (Margaret Qualley), orang yang disukai Light sampai-sampai ia mengungkap kekuatannya padanya.

Terlepas dari itu semua, Death Note juga sangat membosankan. Itu saja sudah cukup untuk menjadikannya sebagai salah satu adaptasi anime Hollywood terburuk sepanjang masa, terutama ketika mempertimbangkan materi sumber dinamis yang ada dalam versi animenya.

Dragonball Evolution

Walaupun Dragonball Evolution memasukkan beberapa orang Asia di dalamnya, mereka justru melakukan kesalahan besar lewat pemilihan karakter utamanya, Goku, yang diperankan oleh Justin Chatwin.

Namun Dragonball Evolution tidak hanya mengubah penampilan Goku, tetapi dalam prosesnya juga menghapus akar Saiyan-nya, elemen penting yang merupakan tautan kunci untuk menjelaskan kekuatannya.

Saiyan adalah ras alien yang bertugas untuk bertarung di alam semesta, dan sejarahnya adalah plot besar dalam mitologi Dragon Ball.

Hal ini memang mengejutkan, tetapi lebih mengejutkan lagi ketika kita mengetahui kalau penulis skenario film itu, Ben Ramsey, tidak tahu anime Dragon Ball sebelumnya, dan bahkan tidak menyukainya setelah menontonnya.

Ramsey akhirnya meminta maaf secara terbuka atas pekerjaan buruk yang dia lakukan, tetapi itu tidak mengubah fakta kalau Dragonball Evolution adalah salah satu adaptasi anime terburuk sepanjang masa.

The Last Airbender

Film-film M. Night Shyamalan memang terkenal karena memiliki twist yang luar biasa. Namun bukan sebuah kejutan saat mengetahui kalau adaptasi anime yang digarap olehnya, The Last Airbender, diisi dengan sebagian besar aktor non-Asia sebagai karakter utamanya.

Adapun untuk orang-orang keturunan Asia, mereka hanya bermain sebagai penjahat seperti Laksamana Zhao, atau mengambil peran latar belakang untuk menambahkan sedikit warna di dalam film tersebut.

Sangat mengecewakan ketika seseorang seperti Shyamalan (keturunan India-Amerika) berpartisipasi dalam pengucilan orang-orang kulit berwarna dari cerita-cerita tentang mereka di layar lebar.

Bahkan Michael Le dari Racebending.com (via CBC) mengeluhkan kalau mereka telah “mengambil” seri anak-anak yang sangat dicintai ini, dan benar-benar mendistorsi tidak hanya etnis dari karakter individu tetapi pesan penerimaan dan keragaman budaya yang ditunjukkan oleh seri aslinya. Ia bahkan menyebutnya sebagai “pukulan besar bagi Hollywood.”

Namun masalah whitewashing bukan satu-satunya keburukan di The Last Airbender. Naskahnya mengerikan, aktingnya kaku, lengkap dengan efek CGI yang buruk.

Bahkan The Last Airbender menjadi salah satu film yang paling dibenci secara universal oleh Rotten Tomatoes, yang hanya memberinya 5 persen dari 179 ulasan pedas.

The Last Airbender jelas menjadi salah satu film terburuk M. Night Shyamalan, dan butuh bertahun-tahun baginya untuk pulih dari kesalahan ini.

Bagaimana, kamu setuju kalau film adaptasi anime di atas sangat buruk hasilnya?

Sumber: idntimes.com

Share
Topics
Editorial Team
D.L.Tommy
EditorD.L.Tommy
Follow Us