Pada sesi diskusi pertama, Lenita Tobing, Managing Director & Partner Boston Consulting Group (BCG), bersama Raisa Andriana, penyanyi sekaligus Co-Founder Juni Records, membahas pentingnya fleksibilitas dan kreativitas dalam menghadapi perubahan bisnis.
“Saya tidak hanya ingin berkarya sebagai musisi, tetapi juga membangun ekosistem yang lebih berkelanjutan melalui Juni Records. Sejak album kedua, saya memilih untuk bernaung di label sendiri agar dapat lebih leluasa menciptakan sesuatu yang autentik. Di bisnis, baik di Juni maupun Raine Beauty, DNA saya harus terasa dalam setiap keputusan. Kami di Juni terus berinovasi, tak hanya dalam rekaman, tetapi juga konser dan ekspansi lainnya. Saya juga melihat bahwa ekspektasi sosial terhadap perempuan dalam membagi waktu antara bisnis dan keluarga masih menjadi tantangan. Padahal, ketika perempuan memulai usaha, mereka sudah mempertimbangkannya dengan matang. Kompetensi kita setara, dan fokusnya harus pada visi, bukan sekadar peran gender,” ujar Raisa.
Andri Pratiwa, Managing Director Lubricants of Shell Indonesia, dan Arsal Ismail, President Director Bukit Asam, membahas strategi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional.
“Di Shell, kami selalu mendorong SDM untuk memiliki mindset yang adaptif dan peka terhadap perubahan. Dalam produksi bahan bakar, ada banyak pendekatan yang bisa diambil, tetapi kami selalu mencari cara yang paling efisien tanpa mengorbankan kualitas. Selain efisiensi, inovasi menjadi kunci, dan setiap individu di Shell didorong untuk berinisiatif serta berbagi visi yang sama. Fokus kami juga tidak hanya pada operasional global, tetapi memastikan kebutuhan energi domestik terpenuhi sebelum didistribusikan ke pasar internasional.”
Vandana Suri, Director Unilever Indonesia, bersama Hugeng Gozali, Director Astra Financial, membahas eksekusi strategi bisnis yang terukur serta pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi perubahan pasar.
Hugeng menjelaskan bahwa, “Astra FInancial memiliki banyak perusahaan di dalamnya, dan untuk menjaga keselarasan antar perusahaan, kami fokus pada tujuan bersama, yaitu memberikan nilai tambah kepada pelanggan, khususnya di tengah banyaknya perubahan industri. Kami juga memiliki mindset inovasi—misalnya, jika 3-4 tahun lalu kami belum memiliki layanan perbankan, sekarang sudah ada Bank Saku, yang lebih digital dan memudahkan pelanggan. Jika pelanggan merasa nyaman dengan layanan kami, kami akan terus berinovasi dan beradaptasi demi kenyamanan mereka.”
Andry Hakim, Founder & Chief Investment Officer Stockwise, bersama Leonard Hartono, Founder Overpost, membahas strategi perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Menurut Andry, selain faktor finansial, membangun reputasi bisnis yang kuat sangatlah penting untuk menghadapi tantangan global. Reputasi yang solid menciptakan kepercayaan yang dapat memperkuat bisnis di tengah perubahan yang cepat.
Haryanto T. Budiman, Director PT Bank Central Asia Tbk., dan Agung Giri Djatmiko, Head of AV Business of Samsung Indonesia, menekankan pentingnya memadukan teknologi dan interaksi manusia dalam menciptakan pengalaman premium bagi konsumen.
Agung menegaskan bahwa, “Saat ini, pelaku bisnis terus berinovasi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan di era digital yang berkembang pesat. AI bukan ancaman, melainkan alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Samsung mengembangkan yang terintegrasi dalam ekosistemnya dengan fokus pada fungsionalitas, memastikan teknologi tidak hanya canggih, tetapi juga memperkaya pengalaman pengguna tanpa mengurangi peran manusia.”
Dalam sesi keynote speech, Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Pengembangan Industri Hilir Indonesia, menyoroti pentingnya kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia menekankan bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama.
“Jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan SDM harus menjadi prioritas. Pemerintah berkomitmen terhadap target zero emission pada 2060 dengan terus mendorong energi terbarukan. Namun, yang terpenting adalah hilirisasi-meningkatkan nilai tambah dari industrialisasi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.”
Hasan Aula, Wakil Presiden Direktur Erajaya Group, dan Muhamad Resa, Director of Risk Management PT Pertamina International Shipping, membahas keseimbangan antara eksplorasi dan eksploitasi untuk mencapai kinerja optimal.
Menurut Hasan, kepercayaan adalah elemen fundamental dalam bisnis. Konsumen selalu menjadi prioritas utama, dan kepuasan mereka merupakan pencapaian bagi tim. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi serta kolaborasi yang erat dalam mencapai keberlanjutan bisnis.
Andrew Susanto, Direktur Utama Pusat Gadai Indonesia, dan Dayu Dara Permata, Founder & CEO Pinhome, membahas pentingnya adaptasi dalam menghadapi tren bisnis yang terus berubah.
Menurut Dayu, perusahaan harus selalu responsif terhadap perubahan tren dan perilaku konsumen. Ia juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan internal dalam tim, karena budaya perusahaan yang kuat serta komunikasi yang efektif merupakan fondasi utama untuk menghadapi tantangan bisnis.