Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

George Floyd Itu Siapa? Berikut Beberapa Faktanya yang Belum Banyak Diketahui

George Floyd telah menjadi pusat pemberitaan dunia akibat kasus kematiannya yang menyebabkan demosntrasi besar-besaran, sebenarnya George Floyd itu siapa?

Kasus George Floyd sekitar 2 minggu belakangan ini menjadi ramai diperbincangan akibat kasus kematiannya yang benar-benar heboh.

Dilansir dari berbagai sumber, George Floyd dituduh atas kasus kriminal dan kemudian berupaya untuk ditahan.

George Floyd pun kemudian diinjak lehernya oleh polisi menggunakan lutut yang menyebabkannya kesulitan bernafas hingga meninggal.

Berikut beberapa fakta seputar George Floyd:

George Floyd itu siapa?

George Floyd adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun. Floyd pindah ke Minneapolis untuk bekerja sebagai tenaga keamanan di restoran milik temannya Jovanni Thunstrom.

Di restoran tersebut, dia dikenal baik dengan kustomer dan kerap membantu pekerjaan rekannya.

Kehilangan pekerjaan akibat COVID-19

Floyd kehilangan pekerjaannya sebagai penjaga restoran setelah aturan “stay at home” di negara bagian Minnesota dikeluarkan. Sebelum ia tewas, Floyd sempat berbicara dengan temannya tentang informasi pekerjaan.

Polisi yang menginjak lututnya pernah bekerja sama

Mantan pemilik sebuah kelab di Minneapolis mengatakan kalau George Floyd dan polisi yang menginjak lehernya dengan lutut sebelum akhirnya dia tewas, Derek Chauvin, pernah bekerja sama sebagai penjaga keamanan di tempat bisnisnya sampai akhir tahun lalu.

Chauvin yang akhirnya dipecat sebagai polisi atas insiden itu, berdasarkan keterangan mantan pemilik kelab, Maya Santamaria, rupanya pernah direkrut oleh kelab El Nuevo Rodeo.

Dilansir Daily Mail, Santamaria merasa tidak yakin apakah kedua pria itu saling mengenal. Karena, penjaga keamanan yang bertugas di sana sangat banyak termasuk yang sedang tidak bertugas di kelab pun ada.

George Floyd positif COVID-19

George Floyd telah dites dan dinyatakan positif Corona. Namun, kemungkinan itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya. COVID-19 menjangkiti Floyd sejak awal April.

Namun, berdasarkan hasil autopsi, kematian George FLoyd murni karena tidak bisa bernafas akibat injakan di lehernya, bukan karena virus tersebut.

Kematiannya timbulkan demonstrasi besar-besaran

Akibat kematiannya, timbul demonstrasi besar-nesaran di Amerika Serikat yang melawan tindakan rasisme.

Tidak hanya di Amerika Serikat saja, beberapa negara lainnya juga ikut seperti di Australia dan juga Inggris.

Beberapa tagarpun bermunculan di media sosial seperti #Blacklivesmatter, para artis dunia pun turut mengecam tindakan ini.

Share
Topics
Editorial Team
Leonanda Ferry
EditorLeonanda Ferry
Follow Us