Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Tak Hanya Pria, Hikikomori Pun Menjangkiti Kaum Wanita Jepang

Tak sekedar menyenangkan dan indah, Jepang juga memiliki banyak sisi gelap yang menyelimuti. Salah satunya adalah wanita yang mengisolasi diri dari lingkungan sekitar secara sosial dan hanya hidup dalam dunianya sendiri, atau disebut juga hikikomori.

Alasan yang memicu terjadinya hal ini bisa sangat beragam. Namun di Jepang sendiri, tak pernah disebutkan bahwa kaum wanitanya pun terjangkit masalah ini.

Kyoko Hayashi, salah seorang aktivis yang bergerak untuk para wanita tersebut meminta pemerintah Jepang untuk melebarkan definisi Hikikomori agar menyebut kata wanita secara tegas.

tofugu

Dimana menurutnya, hal tersebut harus ditegaskan, demi mengungkapkan pada masyarakat bahwa perempuan juga banyak yang memiliki kecenderungan gejala Hikikomori, namun hal tersebut belum sepenuhnya terungkap di publik.

Sebelum terjun langsung, Hayashi sendiri sebetulnya pernah terlibat masalah yang sama. Dimana ia berusaha keras menemukan pekerjaan mapan sembari berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Dan karena pengalamannya itu, ia pun mengetahui bahwa seringkali, pada awalnya bukan mereka ingin melakukan pengasingan diri. Hanya saja, keadaan yang awalnya membuat mereka terasing.

tokyoweekender

Menurut pemerintah Jepang sendiri, hikikomori adalah mereka yang selalu tinggal dirumah sepanjang hari tanpa keluar rumah dan bisa memakan waktu hingga 6 bulan dengan pengurungan diri mereka dan enggan melakukan interaksi dengan siapapun.

Namun memang, sepertinya memang tak pernah disebutkan bahwa wanita pun bisa terkena masalah ini.

Hayashi kemudian membentuk proyek bernama Hikikomori Joshikai dengan tujuan mampu menggapai lebih banyak wanita jepang yang tersangkut masalah ini.

Kepdulian Hayashi juga mendapat dukungan dari penulis Masaki Ikegami, yang emmang memiliki banyak pengetahuan mengenai hal tersebut.

Jepang sendiri memang memang memiliki pemikiran yang kuat mengenai peran gender, secara tradisi. Hingga orang seringkali menganggap tabu dan mengindari pembicaraan menyangkut hal tersebut.

Dimana hal demikian membuat para wanita Jepang yang menjadi wanita Hikikomori, tidak dilaporkan dan diperbincangkan secara serius, karena khawatir dengan pandangan masyarakat Jepang tentang peranan wanita-pria.

paranapraia

Hal itupun dijelaskan kemudian oleh sang penulis, yang memang menulis sebuah buku berjudul Hikikomori Joseitachi terkait fenomena ini.

Meski begitu, hal ini tidak membuat Hayashi menyerah. Ia menyatakan akan mencoba terus membantu para wanita itu Bukan sekedar memaksa mereka keluar dari cangkang, namun demi menawarkan bantuan kepada mereka yang memang ingin terlepas dari masalah tersebut.

Share
Topics
Editorial Team
Jefri Sibarani
EditorJefri Sibarani
Follow Us