Sementara di tempat lain, Ian Fleming merupakan seorang jurnalis yang sekaligus menjabat sebagai manajer harian Kemsley, induk perusahaan The Daily Express di London. Sebelum menerima tawaran posisi manajer, Fleming mengajukan syarat yaitu liburan selama dua bulan dalam setahun di kontrak kerjanya. Saat masa liburnya tiba, ia memilih Jamaika untuk merealisasikan mimpinya.
Menulis sebuah karya yang telah direncanakan saat masih bertugas sebagai anggota kesatuan intelijen Angkatan Laut Inggris di masa Perang Dunia II. Tanpa di sangka Fleming juga seorang pencinta dan pengamat burung. Ketika ia berada di Jamaika untuk memulai proyek novel pertamanya, ia menggunakan buku Birds of the West Indies sebagai rujukan.
Dalam menulis novel, Fleming ingin agar tokoh utamanya memiliki nama yang sederhana dan tanpa pertimbangan rumit. Ia kemudian teringat nama penulis buku ensiklopedia burung yang ia baca, James Bond, nama yang singkat dan sama sekali tidak romantis namun sangat maskulin. Nama ini akhirnya ia gunakan untuk tokoh fiksi seorang agen intelijen yang ia ciptakan.