Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Ada-ada Saja! Jepang Tunjuk Hikikomori Sebagai Ahli Strategi Karantina

Hikikomori merupakan fenomena, dimana pelakunya merupakan seseorang yang bertindak menjauhi lingkungan sosial secara ekstrem.

Hikikomori sendiri biasanya melakukan tindakannya dengan mengisolasi diri dirumah, bahkan diam dikamar saja. Rata-rata para hikikomori ini tinggal dikamar hanya ditemani komputer ataupun buku bacaan saja.

Masyarakat Jepang sendiri, biasanya memiliki sudut pandang kurang baik mengenai kehidupan ‘unik’ para ahli anti sosial ini.

Namun dengan adanya krisis pandemi menyangkut wabah Corona atau COVID-19, skill pengisolasian diri mereka rupanya jadi sangat dibutuhkan. Pemerintah bahkan menunjuk seorang hikikomori untuk menjadi pimpinan dari dewan darurat khusus demi menjalankan strategi karantina diri.

Dewan darurat ini akan menjadi bagian dari Kementrian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, dengan title resmi Organisasi Studi Soliter dan Selibat.

idntimes

Dakura Maki, adalah seorang asal Tokyo berusia 34 tahun yang terpilih untuk menjalani tugas sebagai kepala dewan. Dakura telah menghabiskan 16 tahun terakhir ini dengan mengurung diri dirumah orang tuanya pada Distrik Nerima.

Dakura ditunjuk untuk menempati posisi tersebut setelah melewati proses interview panjang bersama dengan ribuan kandidat hikikomori lain. Daftar lainnya memang otomatis gugur setelah melihat reaksi para hikikomori.

Dakura merupakan satu-satunya kandidat yang mengangkat telepon dari organisasi pemerintahan tersebut, meskipun kabarnya, ia hanya menjawab beberapa kata saja.

Sosial skill pria ini sendiri memang dinilai cukup tinggi untuk seorang hikikomori. Dimana Pemerintah Jepang memang sangat membutuhkannya pada masa krisis seperti sekarang.

angamen

Di kantor Pemerintahan, Dakura Maki diberikan fasilitas yang diusahakan untuk membuatnya nyaman selayak dirumah. Meski pada hari pertama, ia tampak kesulitan dan memutuskan untuk bersembunyi dibawah kasur.

Usulnya untuk mengalihkan fokus dari memproduksi masker ke produksi dakimakura (bantal peluk berbentuk/bergambar karakter anime) memang terdengar mengagetkan pada awalnya.” Ucap Son Nawakenai, selaku wakil ketua dari dewan tersebut.

Namun setelah dipikir kembali, hal itu masuk akal. Karena apabila orang-orang memiliki 2-D waifu (istri 2-D) dan husbando (suami 2-D) untuk dipeluk, ini mungkin akan membuat mereka menghindari kontak fisik dengan partner 3-D mereka.” Tambahnya lagi.

Selain itu, Dakura ternyata punya usulan lain lagi, yaitu mengembangkan game dating simulator yang mewajibkan penduduk Jepang untuk mendownload, bermain, dan menyelesaikan permainan itu sebelum mereka diperbolehkan  keluar rumah.

Para petugas polisi akan di briefing mengenai hal ini, dimana mereka akan menginterogasi setiap masyarakat yang ketahuan keluar rumah. Apakah mereka telah menamatkan akhir game Sparkling Venus atau belum.

Sejauh ini, satu-satunya hal yang membuat Dakura dan dewan darurat tersebut berselisih paham adalah pendapatnya mengenai cara memenuhi kebutuhan ekonomi saat masa karantina.

Dakura yang bersikeras dengan jawaban “dapatkan saja dari orangtua mereka” ini membuat wakil ketua dewan tersebut tidak setuju. Hal demikian dinyatakan sebagai hal yang tak masuk akal untuk seluruh penduduk Jepang.

Setelahnya, Dakura yang gelisah merespon hal tersebut dengan beberapa unggahan pesan di message board dan sosial media yang berisikan kemarahan.

hipwee

Hal ini ikut direspon oleh wakil ketua. Dimana unggahan kemarahan online tersebut serta dukungan dari semangat kemarahan para hikikomori lainnya akan dijadikan strategi lain lagi.

Mulai saat ini, kami akan menghabiskan waktu siang dan malam untuk mengunggah pesan-pesan kejam secara online untuk membuat orang sibuk membalas komentar pedas kami” ujarnya.

Hal demikian dilakukan demi penanggulangan wabah yang kian merebak diseluruh dunia ini. Hmm unik ya. Menurutmu apakah bisa jadi solusi?

Share
Topics
Editorial Team
D.L.Tommy
EditorD.L.Tommy
Follow Us