Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

Murah di Indonesia, 6 Kebutuhan Hidup Ini Malah Mahal di Jepang! Apa?

Kebutuhan hidup di Jepang memang tidak murah. Hal tersebut berbeda sekali dengan kehidupan hidup yang kita rasakan di Indonesia.

Anggapan mengenai selisih kurs itu memang tidak salah. Tetapi melihat kondisi serba mahal dari aspek tata kelola negara juga ada benarnya. Berikut ini beberapa kebutuhan hidup yang sangat mahal di Jepang padahal bisa gratis atau murah di Indonesia?

Kebutuhan hidup soal air pembuangan rumah tangga yang dikenai biaya di Jepang

Unsplash/Catt Liu

Pemerintah Jepang sangat peduli atas sistem pembuangan air di negaranya. Oleh sebab itu, penghuni rumah dan apartemen di Jepang wajib membayar dua jenis tagihan air untuk kebutuhan rumah tangga.

Pertama, tagihan atas penggunaannya. Kedua, tagihan atas pembuangannya.

Tagihan pertama tentu sudah lazim. Tetapi, pengenaan biaya untuk air pembuangan mungkin sedikit tidak biasa. Ya, setiap dua bulan sekali pemerintah memungut biaya air kotor atau “water sewage” sekitar Rp 260.000.

Ada uang yang dikeluarkan untuk membuang sampah rumah tangga

Unsplash/Yanner Kiefer

Sampah rumah tangga merupakan salah satu urusan yang dikelola dengan baik di Jepang. Tentu saja, ada biaya yang tidak sedikit untuk pengelolaannya.

Paling tidak, agar sampah bisa diambil petugas, penghuni rumah wajib membeli kantong khusus yang harganya sekitar Rp 26.000 per 10 plastik.

Sedangkan untuk sampah berukuran besar atau elektronik, warga harus membeli stiker khusus yang harganya bisa mencapai Rp130 ribu. Sampah yang gratis pembuangannya hanya kaleng bekas kemasan minuman dan botol plastik yang bisa didaur-ulang.

Meski hasil cukurannya biasa saja, jasa pangkas rambut di Jepang memasang tarif paling murah Rp 130.000

Unsplash/Jan Kopriva

Harga jasa pangkas rambut di Jepang tergolong mahal. Jika penampilan yang diinginkan merujuk pada gaya rambut terkini, ongkos yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp585 ribu.

Kalau mau yang biasa saja, tarifnya minimal Rp130 ribu. Itu pun belum termasuk pajak konsumsi.

Kebutuhan hidup soal parkir di Jepang per 15-30 menit bisa mencapai Rp 13.000

Unsplash/Anton Strogonoff

Tidak banyak lahan parkir mobil di kota-kota besar Jepang. Kalaupun ada, tarifnya lumayan mahal. Paling murah Rp 13.000 per 15 atau 30 menit. Sedangkan untuk parkir selama 24 jam, biayanya minimal Rp 130.000.

Pengenaan tarif mahal untuk parkir kendaraan pribadi ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong warga menggunakan kendaraan umum. Cara ini berhasil jika melihat kondisi jalan di kota-kota Jepang yang hampir bebas dari kemacetan.

Kebutuhan hidup akan sayuran, ternyata harganya lumayan mahal di Jepang

Unsplash/Jens Johnsson

Seikat kangkung akan dihargai minimal Rp 26.000. Adapun harga satuan kubis sekitar Rp 20.000. Harga sayuran bisa lebih mahal jika banyak terjadi gagal panen akibat bencana alam.

Meski begitu, tingginya harga sayuran di Jepang berbanding lurus dengan kualitasnya. Petani Negeri Sakura memang dikenal serius dan piawai dalam bercocok tanam.

Tarif taksi untuk kilometer pertama minimal Rp 50.000

Unsplash/Alejandro Ortiz

Boleh dibilang, taksi merupakan alternatif transportasi umum terakhir yang dipilih warga Jepang. Selama bisa ditempuh dengan jalan kaki, bersepeda, atau menumpang kereta, masyarakatnya akan menghindari penggunaan taksi untuk mencapai suatu lokasi.

Alasannya tentu saja karena mahal. Untuk kilometer pertama saja, tarif yang ditetapkan sekitar Rp 50.000 hingga Rp 90.000. Angkanya bisa naik hingga Rp 13.000 untuk kilometer berikutnya.

Belum lagi jika kendaraan berhenti dalam waktu lama karena macet. Argo bisa jalan terus.

Sumber: idntimes.com

Share
Topics
Editorial Team
D.L.Tommy
EditorD.L.Tommy
Follow Us